2 Jembatan Terancam Putus, Pemkab Bangka Minta Aktivitas Tambang Pasir Dikurangi

Bupati Bangka Fery Insani(MI/Rendy Ferdiansyah)

DUA jembatan di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), terancam putus akibat masifnya penambangan pasir timah di Daerah Aliran Sungai (DAS). Hal ini diungkapkan Bupati Bangka Fery Insani usai rapat koordinasi kesiapan menghadapi nataru di ruang kerja bupati, Jumat (5/12).

Menurutnya, dua jembatan dengan kondisi memprihatinkan dan terancam putus yakni Jembatan Tungkup, Kecamatan Riau Silip dan Jembatan Pangkalayang di Desa Penyamun, Kecamatan Pemali. 

"Kami sudah ke lokasi, kondisi dua jembatan ini memprihatinkan dan terancam putus," kata Fery.

Masalah ini disebabkan oleh aktivitas penambangan di hulu DAS dan perbukitan. "Kami mengimbau untuk mengurangi aktivitas tambang di Hulu DAS dan Perbukitan, untuk antisipasi bencana yang tidak diinginkan," pinta Fery.

Bukan hanya jembatan, beberapa jalan juga terancam putus karena aktivitas tambang yang sangat dekat. "Di Perimping dan Pemali, tambang sudah dekat dengan jalan, ini juga membahayakan karena bisa putuskan jalan," ungkapnya.

Ia menegaskan, aktivitas penambangan yang mengubah bentang alam melawan ketentuan Allah dan meminta agar segera dikurangi. Selain itu, wilayah di Bangka yang rawan banjir berada di dekat pasar atau pesisir, terutama saat hujan dan pasang surut.

"Kalau hujan ditambah pasang air laut, kemudian saluran airnya tidak lancar, air akan meluap maka akan terjadi genangan," imbuhnya.

Untuk menanggapi kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Kabupaten Bangka telah menyiapkan dana darurat sebesar Rp5 miliar. "Memang ada dana untuk itu Rp5 miliar, tapi kami harap jelang nataru ini tidak terjadi bencana di Kabupaten Bangka," tuturnya.(M-2)