Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti dampak pemilihan Presiden AS, Selasa (5/11), terhadap perekonomian di Asia, terutama Indonesia. Ia mengatakan salah satu tugas presiden terpilih AS nantinya adalah meningkatkan jumlah masyarakat kelas menengah, yang mengalami tren penurunan.
Menurutnya, penurunan kelas menengah AS berdampak pada menurunnya permintaan atau konsumsi, termasuk barang yang diimpor dari Indonesia.
"Pekerjaan presiden terpilih itu penting untuk mengangkat kelas menengah. Nah bagi Indonesia, tentu kelas menengah yang turun akan mengurangi demand terhadap produk-produk Indonesia," ungkap Airlangga saat ditemui di Istana Negara, Selasa (5/11).
Airlangga menuturkan, Indonesia dan negara ASEAN lainnya banyak mengandalkan ekspor ke AS, Eropa, dan China. Situasi setelah pandemi COVID-19 dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3 persen dinilai belum terlalu menguntungkan kegiatan ekspor.
"Jadi seluruh dunia masih melihat bahwa global belum baik-baik saja. Sehingga kita juga harus memperhatikan perkembangan kekuatan ekonomi di negara-negara lain," jelas Airlangga.
Selain itu, Airlangga juga masih menunggu arah kebijakan presiden terpilih AS terkait sektor manufaktur. Saat masa jabatan Joe Biden, pemerintahan AS mengutamakan kekuatan industri dalam negeri.
"Mereka merasa bahwa dengan kekuatan teknologi di Asia yang utamanya China juga semakin tinggi, mereka tidak ingin ada kebergantungan terhadap Asia," tutur Airlangga.
Hal ini yang kemudian menciptakan kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) yang mendiskriminasi impor komoditas, utamanya dari China dan berimbas pada ekspor mineral Indonesia.
Airlangga mengaku sudah melakukan pendekatan dengan pihak AS, agar ekspor produk mineral olahan dari Indonesia tidak lagi tersendat.
"Kita sudah mulai berbicara dengan Amerika untuk critical mineral. Karena kita adalah the largest producer daripada nickel dan EV ecosystem termasuk anodanya. Jadi bukan hanya berbasis kepada bahan baku mineralnya, tetapi anodanya yang basisnya adalah carbon black," ujar Airlangga.
Di sisi lain, kata Airlangga, pemerintah juga memperhatikan efek hasil Pilpres AS nantinya dengan eskalasi konflik di Israel dan Iran. Pasalnya, hal ini menyebabkan fluktuasi harga komoditas, termasuk minyak mentah.
"Tetapi tentu kepemimpinan di Amerika akan sangat berpengaruh juga terhadap, baik itu perang di Ukraina maupun perang di Israel," pungkasnya.