Bahlil menyebutkan hasil dari industrialisasi ini adalah memproduksi sendiri LPG dengan memanfaatkan bahan baku di dalam negeri. Adapun mayoritas kebutuhan LPG saat ini dipenuhi dari impor.
Kementerian ESDM mencatat produksi LPG di dalam negeri saat ini sekitar 1,9 juta metrik ton setiap tahun, sementara konsumsinya mencapai lebih dari 8 juta metrik ton per tahun.
"(Industrialisasi LPG) salah satu di antaranya adalah kita akan mendorong untuk membangun pabrik LPG," ungkap Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Senin (4/11).
Bahlil mengungkapkan Indonesia masih memiliki cadangan bahan baku LPG, Propane (C3) dan Butane (C4), sebanyak 1,8 juta ton. Cadangan ini, kata Bahlil, dimiliki oleh aset Pertamina dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya.
"Sebagian itu wilayah kerjanya adalah punya Pertamina dan saya akan ngomong sama Pertamina, ada bagian mana yang Pertamina kerjakan dan ada bagian mana yang swasta kerjakan," tutur Bahlil.
"Supaya kita melakukan percepatan. Intinya adalah kita ingin mengurangi impor. Kalau bahannya ada di dalam negeri, ya kita optimalkan semua di dalam negeri," tambahnya.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengidentifikasi tambahan produksi bahan baku LPG, C3 dan C4, sebanyak 1 juta ton per tahun dari 15 lapangan migas.
"Kira-kira potensinya satu tahun bisa nambah berapa, kalau kita memperkirakan sekitar 1 juta ton tambahan produksi LPG setahun kalau ini bisa dikembangkan semua," jelas Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, saat berbincang bersama media, Selasa (29/10).
SKK Migas mencatat, setidaknya ada 15 lapangan migas yang bisa dioptimalkan untuk produksi LPG, terdiri dari 7 lapangan prioritas alias quick win dan 8 lapangan lainnya. Dwi menyebutkan pengembangannya butuh sekitar 4 tahun.
"(Tambahan 1 juta ton) Ini akan kita jalankan paling enggak ini ada proyeknya kan, nanti ada ada bangun 3-4 tahun ini sudah harus jalan segera," ucap Dwi.
Berdasarkan catatan SKK Migas, berikut 15 lapangan migas yang akan dioptimalkan untuk produksi LPG:
7 Lapangan Prioritas dan Quick Win
- Pulau Tabuhan (C3-C4 9,2%-v/v) Peak LPG 4,5 kTon/tahun
- PGN+SKN-PHE Jambi Merang (2025) C3-C4: 6.5%-v/v. Peak LPG 110 kTon/tahun
- Akatara-Jadestone Lemang (2024) C3-C4: 14.5%-v/v Peak LPG 70 kTon/tahun
- Optimasi Lembak Kemang-PEP Prabumulih (2024) C3-C4: 5.5%-v/v Peak LPG 6.2 kTon/tahun
- East Kalimantan (Q4 2024) C3-C4: 4.0%-v/v Peak LPG 450 kTon/tahun