Sutoyo dan Ngadimin antusias mendengarkan penjelasan manajer kebun Asian Agri soal hama dan tata kelola kebun dengan saksama. Mereka berdua merupakan petani swadaya mitra Asian Agri yang mendapat pendampingan untuk kelapa sawit yang berkelanjutan.
Asian Agri berkolaborasi dengan Apical dan Kao Corporation memiliki program Smallholder Inclusion for Better Livelihood and Empowerment (SMILE) yang bertujuan untuk membangun rantai pasok minyak sawit yang lebih berkelanjutan melalui kerja sama dengan petani swadaya. Program ini mulai berjalan pada 2020.
Sutoyo–Ketua Asosiasi Petani Sawit Swadaya Anugerah di Desa Air Putih, Lubuk Batu Jaya, Indragiri Hulu, Riau–merupakan salah satu petani swadaya yang masuk dalam program SMILE dari tahun 2022. Pendampingan yang dilakukan Asian Agri membantunya untuk mendapatkan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang berskala internasional.
Hal tersebut akan memudahkan petani swadaya seperti mereka agar hasil panen kelapa sawitnya dapat diterima di perusahaan-perusahaan mitra. Sebab melalui sertifikasi, traceability atau ketertelusuran kelapa sawit dapat diketahui dengan jelas.
“Baik pendampingan dari Asian Agri, project SMILE, ataupun Apical itu sebenarnya kami–contoh saja ketika mendapatkan sertifikasi kan penjualan kreditnya itu langsung dibeli oleh tim Kao, bahkan dari Kao sempat berkunjung ke tempat kami. Jadi, kami dengan pendampingan ini memang lebih enak dari pendampingan yang lain ya,” jelas Sutoyo kepada kumparan, 4 Juni 2024 lalu.
Selama ini, menurutnya, petani swadaya mengalami kesulitan untuk mengurus sertifikasi lantaran biayanya tidak murah. Melalui program SMILE, mereka bisa diberikan pendampingan mulai dari persiapan dokumen sampai akses pasar, tanpa dipungut biaya apapun.
“Dari pelatihan-pelatihan sampai pelaksanaan audit eksternalnya itu semuanya dibiayai oleh project SMILE, (kami) tidak mengeluarkan biaya, kami hanya mengeluarkan waktu dan tenaga untuk mengikuti seluruh kegiatan itu,” ujar Sutoyo.
Program tersebut juga membuat para petani memiliki kebiasaan untuk mengelola kebun yang lebih baik. Cara pemupukan, pengendalian hama, hingga proses panen kini lebih tertata sehingga hasil kebun bisa lebih produktif dengan prinsip keberlanjutan.
“Ketika sudah ada pendampingan dari Asian Agri, pendampingan dari program SMILE ini, kan, dia sudah ngikutin pengelolaan kebun itu secara GAP, atau Good Agriculture Practice, yang jelas pengelolaan kebun sawit yang baik dan benar, lah,” kata Sutoyo yang merupakan petani transmigran asal Klaten itu.
“Alhamdulillah, iya, produktivitasnya yang tadinya karena asal-asalan itu, ketika sudah terorganisir ini, kan, pendampingan ini, kan, diarahkan cara memupuknya yang baik bagaimana. Ya, Alhamdulillah produktivitasnya naik,” lanjut Sutoyo.
Terkait kesuksesan program SMILE, Head of Sustainability Asian Agri, Ivan Novrizaldie, mengatakan, pihaknya ...