Eks Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tidak menghadiri sidang pembacaan dakwaan perdananya di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Jumat (14/3). Ia didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan, atas aksinya yang membunuh para pengedar narkotika di Filipina, beberapa tahun lalu.
Dilansir AFP, Duterte adalah kepala negara Asia pertama yang diadili di ICC. Ia mengikuti sidang lewat tayangan video, di mana majelis hakim membacakan semua dakwaanya dan hak nya sebagai terdakwa.
Duterte nampak mengenakan jas biru muda dengan dasi. Ia hanya sedikit berbicara untuk mengkonfirmasi namanya, dan tanggal lahirnya. Ketua majelis hakim, Iulia Motoc memperbolehkannya tidak menghadiri sidang usai penerbangan panjang dari Filipina-Den Hag.
Sementara itu, pengacaranya, Salvador Medialdea berbicara di pengadilan itu, dan memprotes bahwa kliennya telah diculik dari Filipina.
"Dia dibawa ke Den Hag, untuk menghadapi dakwaan terkait pembunuhan ekstra yudisial. Di mata hukum, ini adalah penculikan," kata Medialdea.
Selain itu, Medialdea juga menyebut Duterte menghadapi masalah kesehatan.
"Ia mengalami masalah kesehatan yang melemahkan. Selain mengkonfirmasi identitasnya, dia tidak bisa turut serta dalam sidang pembacaan dakwaan ini," ucapnya.
Duterte juga nampak mengantuk dalam sidang itu. Ia sempat terlihat menutup mata untuk beberapa saat. Tapi kondisi itu dibantah oleh Motoc.
"Menurut dokter pengadilan, anda sadar dan fit untuk menjalani sidang ini," kata Motoc.
Sidang ke dua Duterte sendiri akan digelar pada 23 September, dengan agenda mengkonfirmasi dakwaan.