MENGUBAH pola makan, pola pikir, dan kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat bukan sekadar tren. Melainkan langkah investasi untuk hidup lebih panjang dan berkualitas.
Kini gaya hidup sehat semakin mudah diterapkan semua kalangan. Tanpa harus bergantung pada obat atau produk mahal. Salah satunya dengan menerapkan Eating Reorder.
Eating Reorder (ER) merupakan gaya hidup sehat yang mengedepankan pendekatan alami, dengan fokus utama pada pola pikir yang sehat dalam memilih dan mengonsumsi makanan.
Gaya hidup sehat berbasis pendekatan alami ini dirancang secara personal. Gaya hidup ini menyesuaikan kebutuhan dan tujuan kesehatan individu, dengan menekankan pentingnya memperbaiki pola pikir dalam pola makan.
Pendiri program Eating Reorder sejak 2021, Coach Roy Irawan mengungkapkan banyak orang mengatur pola makan atau mencoba berbagai metode, namun sering kali hasilnya tidak konsisten. Ia menekankan pola pikir ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan perubahan yang konsisten dan berkelanjutan.
“Menyadari bahwa ternyata esensi dari hidup kita adalah hidup sehat. Ternyata pola pikir itu juga berperan sangat penting. Mengapa mereka sulit konsisten, ternyata itu ada di dalam pola pikir mereka,” tuturnya di Acara Konferensi Pers Eating Reorder, Jakarta, Sabtu (11/1).
Roy menambahkan jika program ER ini menggabungkan antara pola pikiran dan pola makan. Ketika terjadi perubahan maka perubahannya akan konsisten.
Lebih dari 12.500 orang terbantu dengan adanya program ini. Sekitar 70% adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) dan telah menjadi gerakan global yang mendukung kesehatan fisik dan mental secara bersamaan.
Berkomitmen untuk menghadirkan solusi holistik yang berorientasi pada perubahan berkelanjutan. Program ini menekankan transformasi pola pikir sebagai langkah utama menuju pola makan yang lebih sehat.
Penerapan Eating Reorder
Eating Reorder sering disebut oleh Roy sebagai program makan, tidur dan jalan-jalan. “Jadi makannya diatur sesuai dengan nutrisinya. Kalorinya juga diatur supaya sesuai dengan masing-masing kebutuhannya. Terus juga, porsinya cukup,” katanya.
Roy mengaku jika jalan kaki adalah cara yang paling paling mudah dan menyenangkan. Selain itu, dapat dilakukan secara gratis tanpa biaya.
Rekan Anggotanya, Coach Roberto Mangunsong memberikan pengalaman ketika ia menerapkan ER pada dirinya. “Waktu itu berat badan saya awalnya 81 kilogram. Setelah menyelesaikan program tersebut, berat badan saya turun menjadi 66-65 kilogram. Saya tidak pernah mencapai berat badan ideal seperti itu,” ungkapnya.
Namun, yang paling berharga bagi Roberto adalah perubahan pola pikir. “Kita bisa saja berkonsultasi ke dokter nutrisi, mengikuti berbagai program yang tersedia, atau mencari informasi secara online tentang menu diet. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola pikiran kita agar lebih sadar dan mampu membuat pilihan dengan bijaksana,” tambahnya.
Program ini terbuka untuk semua kalangan masyarakat Indonesia, dirancang untuk memulai revolusi 2025 dengan pola pikir positif dan kebiasaan hidup yang lebih baik. ER dijalankan tanpa menggunakan obat-obatan, suplemen, atau produk tambahan. Serta biaya yang disesuaikan berdasarkan komitmen dan kemampuan masing-masing individu.
Roy berharap program ini dapat memperoleh dukungan dan menjalin kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan kementerian terkait. (Z-3)