"Secara spasial, ekonomi tetap tumbuh di seluruh wilayah. Wilayah Maluku dan Papua menunjukkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan III 2024 dibandingkan triwulan III 2023," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Selasa (5/11).
Amalia menjelaskan kontribusi wilayah Jawa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2024 masih mendominasi, dengan angka mencapai 56,84 persen. Sementara itu, wilayah Sumatera memberikan kontribusi sebesar 22,30 persen.
Lebih lanjut, Amalia merinci wilayah Maluku dan Papua, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Kalimantan mencatat pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
"Wilayah Maluku dan Papua tumbuh sebesar 6 persen. Wilayah Sulawesi tumbuh sebesar 5,87 persen. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 5,28 persen. Dan wilayah Kalimantan tumbuh sebesar 5,20 persen," ungkap Amalia.
Untuk wilayah Sumatera, Provinsi Sumatera Utara menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi, dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,20 persen. Sementara itu, DKI Jakarta masih menjadi pendorong utama ekonomi di wilayah Jawa, dengan menyumbang sumber pertumbuhan sebesar 1,37 persen.
Amalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara sebagian besar ditopang oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman, pertambangan dan penggalian, serta perdagangan.
"Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan Provinsi Bali," ungkap Amalia.
Di wilayah Kalimantan, pertumbuhan ekonomi masih didukung oleh Provinsi Kalimantan Timur. "Penyumbang utama pertumbuhan di Kalimantan adalah lapangan usaha pertambangan dan penggalian, kemudian konstruksi dan perdagangan," tutur Amalia.
Sementara itu, di wilayah Sulawesi, pertumbuhan ekonomi utamanya didorong oleh Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian, pertumbuhan ekonomi wilayah Maluku dan Papua, ditopang oleh Provinsi Papua Barat.
Berdasarkan data PDB Indonesia, perekonomian Indonesia tumbuh 4,95 persen yoy pada kuartal III 2024.