ARTICLE AD BOX
MANTAN narapidana terorisme, Kiki Muhammad Iqbal yang kini menjadi mitra program deradikalisasi di Bandung, mengingatkan pemerintah dalam hal ini BNPT untuk menyiapkan program pencegahan yang lebih tepat dalam memecahkan akar masalah intoleransi hingga terorisme di tanah air.
"Tantangannya adalah bagaimana membuat program-program baru yang efektif, efisien dan berdampak luas, terutama dalam memecahkan akar permasalahan intoleransi, radikalisme dan terorisme," kata Kiki dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/10).
Pria yang didakwa terlibat pada aksi bom Kampung Melayu 2017 silam ini mengatakan bahwa program pencegahan radikalisme dan ajakan untuk menglorifikasi kehidupan yang toleran yang telah dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tidak dapat dianggap sebelah mata. Namun, kata dia, perlu ada penyesuaian karena pola pelaku teror selalu berubah.
Baca juga : Waspadai Perubahan Gerak Sel-Sel Teroris
“Upaya-upaya seperti deradikalisasi, pendidikan moderasi beragama, serta pembentukan masyarakat yang toleran patut diapresiasi karena hasilnya yang sangat signifikan"ujar Kiki.
Kiki menilai perkembangan paham intoleransi, radikalisme dan terorisme di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Meskipun telah ada upaya penanggulangan, namun ideologi ekstrem ini masih terus berkembang dengan berubah-rubah pola, terutama melalui media sosial sebagai alat propaganda.
Kiki melihat potensi generasi muda terkait perannya yang sangat penting dan signifikan dalam mencegah penyebaran radikalisme.
Baca juga : BNPT Gencarkan Pencegahan Paparan Radikalisme dan Terorisme selama Ramadan
“Generasi pemuda adalah generasi peralihan dari masa kanak-kanak dan remaja menuju dewasa. Sehingga saya berpesan kepada mereka untuk tingkatkan literasi kritis, jaga kerukunan antar masyarakat dan laporkan jika menemukan indikasi radikal terorisme” tegasnya.
Sebagai informasi, Muhammad Iqbal alias Ahong alias Kiki berperan sebagai motivator dua pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta pada tahun 2017. Tetapi ia akhirny sadar akan kesalahan perbuatannya saat menjalani hukuman di Lapas Nusakambangan, Cilacap. Kini dia aktif mengisi kegiatan-kegiatan pencegahan paham radikalisme terorisme.
Kepala BNPT, Komjen. Pol. Eddy Hartono mengatakan akan lebih fokus dan optimal dalam melaksanakan pencegahan sebagai bentuk kehadiran negara dalam menanggulangi ideologi radikal terorisme.
"Presiden sering mengarahkan agar BNPT terus hadir dalam melakukan pencegahan, kita harus fokus dan optimalkan pencegahan. Banyak hal positif salah satunya zero terrorist attack, prestasi ini menjadi tolak ukur kami," katanya sesaat setelah dilantik pada 12 September 2024 lalu. (P-5)