Mantan Wamenaker, Immanuel Ebenezer alias Noel, mengeklaim tak ada satu pun mobilnya yang disita KPK. Noel kini berstatus tersangka kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi K3 di Kemnaker.
"Yang pasti saya tidak ada OTT dan yang 20 sekian mobil (yang disita KPK) itu tidak ada satu pun mobil saya ya," kata Noel usai menandatangani surat perpanjangan penahanan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (17/10).
Noel mengaku juga akan melakukan upaya hukum terkait kasus yang menjeratnya. Namun, dia tak merinci lebih jauh upaya apa yang akan dilakukannya.
"Kita akan melakukan upaya hukum. Nanti lah, nanti dong," ujarnya.
Noel hanya menegaskan dirinya tak pernah terjaring OTT KPK. Kemudian, tak ada juga mobilnya yang disita KPK.
"Yang jelas gini, dari KPK nggak pernah menyebutkan saya OTT. Kedua, dari KPK juga nggak ada menyebutkan bahwa itu mobil saya. Itu yang paling penting, artinya siapa yang bermain framing kotor ini," tuturnya.
Sebelumnya, KPK menyatakan telah mengamankan empat kendaraan milik Noel. Keempat kendaraan itu, yakni Ducati Scrambler, Toyota Land Cruiser, Mercedes-Benz C300, BAIC BJ40, dan Toyota Alphard.
Belakangan KPK mengembalikan mobil Toyota Alphard yang sempat disita dari Noel. Pengembalian ini dilakukan setelah KPM memeriksa sejumlah saksi dari Sekretariat Jenderal Kemnaker. Dari keterangan para saksi itu didapat informasi bahwa Alphard yang disita merupakan mobil sewaan.
Karena tak terkait dengan tindak pidana yang diduga dilakukan Noel, mobil tersebut akhirnya dikembalikan kepada pihak Kemnaker.
Kasus Pemerasan Sertifikasi K3
Kasus ini terungkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Rabu (20/8) malam. Dalam OTT itu, KPK sempat mengamankan sebanyak 14 orang. Sebanyak 11 di antaranya, termasuk eks Wamenaker Immanuel Ebenezer alias Noel, telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam konferensi pers pengungkapan kasus tersebut, KPK mengungkapkan bahwa pemerasan ini terjadi pada 2019-2024.
KPK menjelaskan, dalam proses penerbitan sertifikat tersebut, harganya dibuat mahal dan uangnya mengalir ke sejumlah pejabat. Nilainya tak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp 81 miliar.
Di balik itu, ada ASN Kemnaker yang menjadi pihak penerima uang paling banyak, yakni Rp 69 miliar. Dia diduga sebagai otak pemerasan ini. Sosok tersebut yakni Irvian Bobby Mahendro (IBM) selaku Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 tahun 2022 sampai dengan 2025.
Uang tersebut digunakannya untuk belanja, hiburan, DP rumah, hingga setoran tunai kepada sejumlah pihak. Irvian juga diduga menggunakan uang itu untuk membeli mobil mewah.
Sementara, Noel diduga mendapat jatah Rp 3 miliar dan motor Ducati Scrambler. Uang itu diterimanya pada Desember 2024 atau 2 bulan setelah dilantik menjadi Wamenaker.