Gemuruh warga disambut yel-yel kian menyemarakkan suasana pertandingan sepak bola antar kampung (Tarkam) di stadion mini yang ada di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.
Serangan demi serangan silih berganti, keseriusan para pemain terlihat dari gaya permainan yang ditunjukkan di pertandingan tersebut.
Tarkam adalah istilah yang ditujukan untuk pertandingan olahraga antarkampung dan dimainkan oleh atlet-atlet amatir. Banyak orang Indonesia menyukai olahraga, tetapi mimpinya tidak dapat terwujud hingga menjadi atlet profesional.
Oleh sebab itu, kompetisi tarkam atau antarkampung hadir di kalangan masyarakat. Umumnya, tarkam dimainkan antara satu kampung melawan kampung lainnya.
Cabang olahraga yang kebanyakan dimainkan dalam kompetisi tarkam adalah sepak bola. Namun, tidak memungkiri pula jika masyarakat melakukan pertandingan untuk olahraga lainnya.
Disisi lain, Tarkam kerap dijadikan hiburan alternatif, tempat para warga berkumpul untuk mendukung kampungnya masing-masing.
Meskipun sering dilabeli ‘murahan’, atmosfer pertandingan tarkam juga tidak kalah menarik, para suporter yang merupakan warga sekitar maupun pendukung kedua tim yang bertanding saling meramaikan suasana bak pertandingan besar yang biasanya ada.
Selayaknya tim sepakbola, para tim sepakbola kampung yang memiliki finansial di atas rata-rata juga dapat memainkan pemain-pemain berkelas lainnya seperti pemain Liga Profesional maupun mantan atlet yang pernah wara-wiri di televisi.
Meski begitu, Tarkam identik dengan kegiatan amatir, harusnya permainan berjalan atas dasar kesenangan, stereotip kasar, kekerasan dan hal-hal yang tidak seharusnya ada memang sudah lama melekat pada level tarkam, namun kembali lagi ini perihal merayakan sepakbola, olahraga yang diminati masyarakat paling bawah maupun elite tertinggi, maka rayakan lah.