Kini, Jana, putrinya yang berusia delapan tahun itu terbaring lemas dengan penanganan medis.
"Saya merasa kehilangan putri saya perlahan-lahan, hari demi hari semua yang dideritanya semakin berlipat ganda," kata Ayad.
Dikutip dari Reuters, salah satu staf rumah sakit mengatakan, persediaan medis yang terbatas dan makanan yang terbatas, merawat anak-anak Palestina yang kekurangan gizi dengan kondisi yang rumit di Gaza dan porak-poranda akibat perang menjadi semakin sulit.
Sebelumnya Jana telah mendapat perawatan akibat kekurangan gizi di klinik International Medical Corps di pusat kota Deir al-Balah setelah menunjukkan tanda-tanda kelemahan dan pertumbuhan yang terhambat.
Ayad mengatakan, meskipun kondisinya membaik, seiring gangguan layanan kesehatan dan semakin langkanya makanan - karena pasukan Israel yang menguasai semua akses ke Gaza menyebabkan kondisinya kambuh.
Berat badan Jana hanya 11 kilogram. Ia mengalami kesulitan melihat, berbicara, atau berdiri.
Adik Jana, Joury, meninggal dunia pada 20 Juli. Anak itu menderita masalah ginjal yang diperparah oleh malnutrisi.
Ayad berharap kedua putrinya dapat dievakuasi ke tempat yang aman untuk menerima perawatan di luar Jalur Gaza. Petugas kesehatan telah menambahkan mereka ke dalam daftar pasien yang membutuhkan evakuasi September lalu.
Namun evakuasi tak pernah terjadi. Meskipun sudah terlambat bagi Joury, ibunya masih memberikan secercah harapan bagi Jana.
"Saya menyerukan agar Jana segera dirujuk ke luar negeri," ujarnya.