PAKAR Israel, Ori Goldberg mengatakan serangan terbaru oleh Israel telah memberikan pukulan telak bagi kemampuan militer Hizbullah. Namun itu tidak cukup karena kelompok di Libanon tersebut akan terus melancarkan serangan ke Israel.
"Saya rasa tidak ada seorang pun di sana yang dapat membawa Hizbullah ke tahap berikutnya, itulah sebabnya saya pikir Hizbullah tidak akan memulai perang. Sejauh menyangkut Israel, untuk memulai perang, Hizbullah perlu menembakkan rentetan roket besar-besaran ke Tel Aviv. Itu belum terjadi sejauh ini," katanya, dilansir Anadolu, Selasa (1/10).
Menurut analis tersebut, dengan dicopotnya pimpinan eksekutif Hizbullah, Israel berhasil melumpuhkan organisasi tersebut, tetapi dampaknya kemungkinan tidak akan bertahan lebih lama dari jangka waktu yang sangat pendek karena Hizbullah adalah organisasi yang sangat besar.
Baca juga : Bahas Eskalasi di Libanon, Uni Eropa Serukan Militer Israel
"Mereka punya saluran, rantai komando, dan berbagai struktur dan perangkat. Tidak ada alasan untuk berasumsi bahwa Hizbullah tidak akan kembali beraksi dalam waktu dekat," kata Goldberg.
Ia menambahkan bahwa Israel berasumsi bahwa Hizbullah dan sekutunya Iran akan segera menggunakan kekuatan militer terhadap Tel Aviv jika terjadi konfrontasi, meskipun keyakinan ini terbukti salah.
"Itu karena Israel hanya mengerti penggunaan kekuatan. Baik Iran maupun Hizbullah menerima pukulan dan sekarang mereka berhenti untuk menilai kembali dan menyusun kembali kekuatan. Ketika Israel diserang pada 7 Oktober, Israel tidak berhenti sedetik pun, (mereka) langsung menyerbu dengan para pembom," jelasnya.
Baca juga : Israel Tanpa Rencana Matang Serang Libanon
Giorgio Cafiero, CEO Gulf State Analytics, konsultan risiko geopolitik yang berpusat di Washington, juga mengakui bahwa pembunuhan Nasrallah merupakan pukulan telak bagi Hizbullah.
"Namun, semua ini tidak berarti bahwa Israel telah mengalahkan Hizbullah. Partai Libanon telah ada selama beberapa dekade dan telah membangun dukungan di masyarakat Libanon dan di negara-negara Arab-Islam lainnya. Akan sangat naif untuk berasumsi bahwa operasi militer Israel baru-baru ini telah menghancurkan Hizbullah, yang tetap menjadi kekuatan yang kuat dengan banyak pejuang dan dukungan regional," paparnya.
Ia juga memperingatkan terhadap harapan bahwa Hizbullah akan meletakkan senjata dan menyerah kepada Israel, atau bahwa Tel Aviv akan menghentikan serangan brutalnya terhadap tetangganya di utara.
"Sayangnya, saya yakin konflik antara Hizbullah dan Israel ini mungkin masih dalam tahap awal, dengan lebih banyak pertumpahan darah yang akan terjadi," kata Cafiero. (I-2)