ICJR Rapat Bareng Komisi III DPR, Beri Masukan untuk RUU Penyesuaian Pidana

2 days ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Suasana rapat Komisi III DPR bersama Institute Criminal for Justice Reform (ICJR) terkait masukan DIM RUU Penyesuaian Pidana di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/11/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparan

Komisi III DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Institute for Criminal Justice Reform (ICJR). RDPU terkait dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyesuaian Pidana.

RUU tersebut merupakan tindak lanjut atas disahkannya UU KUHP dan KUHAP yang baru.

Peneliti ICJR Ajeng Gandini Kamilah menyebut perlu adanya harmonisasi aturan pidana di berbagai undang-undang maupun Peraturan Daerah (Perda) terkait RUU Penyesuaian Pidana. Ia menyebut banyak perda yang tumpang tindih dengan KUHP.

Ia menjelaskan telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah Perda yang mengandung ketentuan terkait privasi seksual, terutama mengenai zina dan kohabitasi.

Hasilnya, ICJR menemukan sejumlah perda yang aturannya tumpang tindih dan sebenarnya sudah diatur dalam KUHP 2023.

"Kalau yang zina itu ada 7 persen, ada 25 Perda tersebar di Indonesia. Lalu ada ada 13 Perda yang mengatur kohabitasi, dan ada 356 Perda yang 89 persen di antaranya mengatur muatan privasi seksual lainnya," kata Ajeng di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/11).

"Yang mana, itu semua sebenarnya ketika KUHP itu berlaku, Peraturan Daerah ke depannya harapannya tidak lagi mengatur hal tersebut, karena semuanya sudah diatur dalam KUHP 2023," sambungnya.

Pihaknya juga memetakan sekitar 140 undang-undang dengan 61 pasal dalam KUHP yang perlu penyesuaian. Empat kategori utama yang dikaji yakni perbaikan typo (salah tulis), inkonsistensi pasal, penghapusan minimum khusus, dan revisi substansi.

“Yang pertama, typo, perbaikan typo atau kesalahan penulisan itu ada sekitar 29 pasal, dan ini sudah berangsur diadopsi dalam RUU Penyesuaian Pidana yang diserahkan Senin kemarin,” kata Ajeng.

“Lalu ada beberapa perbaikan inkonsistensi pasal, berupa kekeliruan rujukan, yang pas kita cek ternyata rujukannya tidak benar,” lanjutnya.

Ajeng juga menyoroti ketentuan minimum khusus yang masih ditemukan dalam undang-undang yang dicabut oleh KUHP, seperti LPSK, sehingga perlu diselaraskan agar hanya berlaku untuk tindak pidana khusus tertentu.

“Yang mana sebenarnya kita dorong minimum khusus ini hanya berlaku untuk tindak pidana khusus, kecuali narkotika,” ungkapnya.

Dua undang-undang penting disebut terdampak oleh RUU Penyesuaian Pidana, yakni UU P3 dan UU Pemda. Ajeng menilai penting untuk memberi pedoman kepada pemda agar tidak lagi mencantumkan sanksi pidana yang telah diatur dalam KUHP.

“Karena nanti Peraturan Daerah yang ke depan, tidak lagi mengatur pidana yang sudah ada dalam KUHP. Nah, kita perlu memastikan dalam RUU Penyesuaian ini menjadi pedoman bagi bahkan para pemimpin daerah begitu ya,” tutur Ajeng.

“Dan Kemendagri untuk melihat kembali jika Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ingin masih dapat mencantumkan ketentuan pidana, diharapkan untuk itu bukan lagi hal yang sudah diatur dalam KUHP,” sambung dia.

ICJR juga mendorong perubahan pidana kurungan menjadi pidana denda, dengan kategori maksimal, kategori tiga.

“Dan kami menemukan juga adanya Perda yang mencantumkan kurungan dan pidana denda itu dengan persamaan. Jadi kita dorong untuk ketentuan pidana kurungannya itu dihapuskan, dan pidana denda diubah menjadi paling banyak kategori tiga,” kata Ajeng.

Read Entire Article