Indonesia Tegaskan Kepemimpinan Berbasis Sains dan Keadilan di COP30 Belém

3 days ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Indonesia Tegaskan Kepemimpinan Berbasis Sains dan Keadilan di COP30 Belém Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (kanan)(Antara)

INDOENSIA menutup Konferensi Perubahan Iklim COP30 dengan menampilkan posisi negosiasi yang tegas, menuntut keadilan iklim, serta mendorong aturan global yang dapat dijalankan negara berkembang. Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa delegasi Indonesia hadir bukan hanya membawa janji, tetapi arah kebijakan yang menurutnya realistis, berbasis sains, dan dapat diimplementasikan.

“Integritas iklim harus berjalan beriringan dengan keadilan. Aturan global tidak boleh hanya ambisius di atas kertas, tetapi harus realistis dan bisa dijalankan negara berkembang. Kalau tidak, dunia justru menjauh dari target 1,5°C,” ujar Hanif dalam keterangan resmi, Selasa (25/11). 

Hanif menekankan bahwa implementasi Perjanjian Paris tidak akan tercapai tanpa dukungan nyata bagi negara berkembang, termasuk pendanaan hibah, transfer teknologi, dan mekanisme pendukung yang adil. Menurut dia, implementasi tanpa dukungan nyata adalah retorika. 

Di tengah dinamika negosiasi, Indonesia juga menanggapi penobatan “Fossil of the Day” dari Climate Action Network (CAN). Delegasi Indonesia menyebut kritik itu lahir dari pemotongan konteks atas posisi Indonesia dalam isu Nature-based Solutions (NbS) dan sektor hutan serta penggunaan lahan. Indonesia menegaskan seluruh posisi negosiasi disusun berdasarkan kajian ilmiah dan mempertimbangkan prinsip keadilan negara pemilik hutan tropis.

“Sebagai negara pemilik hutan tropis besar, kami menjaga hutan dengan kerja nyata. Kami hanya meminta satu hal: fairness,” kata Hanif.

Dalam pembahasan Article 6.4, Indonesia memainkan peran penting menolak draf standar Non-Permanence yang dinilai tidak realistis karena mewajibkan pemantauan tanpa batas waktu dan risiko reversal yang terlalu membebani sektor kehutanan. 

Delegasi RI mendorong opsi horizon pemantauan yang terukur serta sistem buffer pool berbasis yurisdiksi untuk menjaga integritas iklim tanpa menghambat partisipasi negara berkembang.

Indonesia juga menekankan perlunya kesiapan teknis dan pendanaan agar transisi dari skema Clean Development Mechanism (CDM) ke Article 6 memberi kepastian bagi pelaku usaha dan tetap kredibel di mata pasar karbon global.

Pada isu adaptasi, Indonesia menuntut indikator Global Goal on Adaptation (GGA) yang sederhana, terukur, dan tidak menambah beban administrasi. Istilah baru seperti transformational adaptation dinilai perlu ditempatkan secara proporsional agar tidak mengaburkan tujuan utama: meningkatkan ketahanan masyarakat.

Indonesia menyambut adopsi Belem Gender Action Plan 2026-2034 dengan catatan bahwa pelaksanaannya harus selaras dengan hukum nasional dan prinsip Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities (CBDR-RC).

Dalam agenda Just Transition, Indonesia bersama G77 dan China mendorong dukungan global yang lebih kuat agar transisi menuju ekonomi rendah karbon tidak menimbulkan beban utang baru bagi negara berkembang. Indonesia juga kembali menegaskan target pembiayaan iklim global USD1,3 triliun per tahun pada 2035 dan pelipatgandaan pendanaan adaptasi menjadi setidaknya USD 120 miliar per tahun pada 2030.

Delegasi Indonesia yang berisi 92 negosiator lintas kementerian disebut memiliki mandat diplomasi kuat dengan pengalaman teknis bertahun-tahun.

“Transisi hijau dapat berjalan bila dunia membangun arsitektur dukungan yang adil dan setara. Keputusan COP30 harus menjadi pijakan kuat bagi aksi yang melindungi masyarakat, memperkuat ketahanan nasional, dan memastikan pembangunan rendah karbon berlangsung berkeadilan dan inklusif," beber Hanif. (Z-10) 

Read Entire Article