Ia ingin viral dan dikenang, saat pelantikan anggota DPR itu. Oleh karena itu, ia pakai kostum nyeleneh.
"Karena itu saya mencari cara yang murah, supaya nama saya gampang viral dan gampang terkenal, maka dari itu semua baliho saya gambarnya adalah gambar Ultraman. Tapi namanya tetep Jamaludin Malik. Supaya apa? Orang selalu mengingat nama Jamaludin Malik. Itu dasarnya itu dulu," jelas Jamaludin.
Jamaludin sendiri identik dengan kostum Ultraman pada masa kampanya Pileg lalu. Ia memahami, tak ada larangan dari KPU yang bisa mencegahnya berkostum Ultraman pada media kampanye nya.
"Kita melihat aturan di KPU bahwa di kertas suara tidak ada foto, hanya ada nama dan nomor urut. Jadi semua baliho saya tidak ada foto saya sama sekali. Karena apa, percuma pasang foto saya karena tidak ada foto di kertas suara KPU," terang Jamaludin.
Tapi kostum itu ia copot usai prosesi pelantikan.
Dijumpai setelah dilantik, Jamaludin tampil dengan setelan jas berwarna hitam yang dilengkapi dasi warna kuning dan peci hitam di kepalanya. Sementara kostum Ultraman ganti dipakai seseorang di sampingnya.
"Jadi tadi pagi kita kan saya sendiri pakai kostum Ultraman, tapi karena tidak dibolehkan saya mendelegasikan kepada salah satu untuk menggantikan saya," katanya.
"Kita rindu dengan sosok ultraman yang sudah kehabisan monster. Jadi episodenya selesai. Jadi karena itu utramannya gabut, terus nyaleg," ucap Jamaludin berkelakar.
Korelasi aksi Ultraman yang mengayomi dan menegakkan hukum ini jadi inspirasinya mengabdi di Komisi III.
"Saya selama ini bergerak di lembaga bantuan hukum, saya pribadi sudah 860 orang kita bantu untuk penegakan hukum, semuanya gratis. Jadi kenapa saya pingin di Komisi III, penegakan hukum, karena dulu saya hanya bisa menyentuh orang di Kabupaten saya, Jepara," sebutnya.