MENTERI Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan fenomena bandara kosong di Indonesia disebabkan beberapa faktor, salah satunya dampak pandemi covid-19.
Menhub, dalam Konferensi Pers Kinerja Sektor Transportasi 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, di Jakarta, Selasa (1/10), mengatakan salah satu penyebab utama kosongnya bandara adalah penurunan drastis populasi pesawat di dunia, karena banyak pabrikan tidak beroperasi dengan baik.
"Mengapa? (Bandara bisa kosong) Satu, memang populasi pesawat di dunia itu menurun drastis, karena beberapa hal, pabrikan yang besar juga
tidak terlalu sehat," kata Menhub.
Baca juga : Bandara IKN sudah Siap Beroperasi
Selain itu, ketersediaan suku cadang juga terpengaruh, terutama suku cadang dari Rusia dan Ukraina yang tidak dapat dikirimkan, menyebabkan banyak penerbangan di Indonesia terhenti.
"Yang kedua sparepart yang tadinya diandalkan itu collapse saat covid-19, bahkan sebagian sparepart itu dari Uni Soviet (Rusia) dan Ukraina, tidak di-delivery," ujar Budi.
Menhub menegaskan pentingnya keselamatan menjadi alasan utama mengapa penerbangan tidak bisa dijalankan jika suku cadang tidak tersedia.
Baca juga : Menhub Budi Karya Pimpin Uji Coba Pendaratan Pesawat di IKN
"Sehingga penerbangan yang ada di Indonesia banyak yang tidak beroperasi, ada tongkrongannya, ndak bisa berjalan. Karena sparepart-nya nggak ada. Dan safety-nya tinggi sekali sehingga kita tidak bisa menjalankan itu," tutur Budi.
Tidak hanya dua hal itu, Menhub juga mengatakan daya beli masyarakat juga mengalami penurunan sehingga berdampak pada kemampuan untuk menggunakan layanan penerbangan.
Dalam beberapa kasus, tarif penerbangan harus mencapai batas atas agar leasing dan biaya avtur dapat dibayar.
Baca juga : BBN Airlines Indonesia Tambah 4 Armada Boeing 737
"Memang harus jujur ya, daya beli masyarakat itu turun. Katakanlah tujuan tertentu, tujuan tertentu harus dipenuhi dengan 70% dengan
tarif harus batas atas, kalau tidak leasingnya, avturnya tidak bisa dibayar," terangnya.
Menhub menyampaikan pembangunan bandara yang dilakukan sejak 2014 sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo, hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi udara di berbagai daerah di Indonesia.
Saat pembangunan bandara dilakukan, jumlah pesawat sempat mendekati 700 unit, tetapi setelah pandemi, jumlah tersebut merosot tajam menjadi sekitar 300 unit.
Baca juga : Kemenhub Targetkan Uji Coba Bandara IKN Juli 2024
Saat ini, kata Menhub, jumlah pesawat yang beroperasi hanya sekitar 420 unit, dan jumlah itu stagnan tanpa ada peningkatan yang signifikan.
"Pada saat bandara kita bangun, pesawat itu udah mendekati 700, tetapi apa yang terjadi pada saat setelah pandemi covid-19? Pesawat itu merosot jadi 300, sekarang ini kira-kira (tersisa) 420. Itu pun stagnan, nggak bisa naik-naik," kata Menhub.
Meski begitu, Menhub tidak menyebutkan bandara mana saja yang mengalami kekosongan penerbangan.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, dalam kurun waktu 10 tahun antara 2015-2024, pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan 27 bandara baru dan rehabilitasi bandara udara terhadap 64 bandara di seluruh Indonesia. (Ant/Z-1)