Menurut laporan dari New York Post, gen Z bahkan menambahkan bahan-bahan premium seperti daun bawang dan mayones Kewpie ke dalam mi instan mereka. Mereka juga sering menggunakan media sosial, terutama TikTok, untuk memamerkan kreasi mi instan yang telah mereka buat.
Seorang koki sekaligus direktur di Harper Fine Dining, Dean Harper, dalam wawancaranya dengan Daily Mail, menyebut bahwa tren ini sebagian besar disebabkan oleh pengaruh media sosial.
“Mi instan telah berkembang jauh dari sekadar makanan cepat dan murah...Sekarang, berkat TikTok dan media sosial, orang-orang mengubahnya menjadi hidangan gourmet,” kata Harper dikutip dari New York Post, Selasa (1/10).
Seiring dengan semakin viralnya tren ini, tagar #ramenhacks pun menjadi populer di TikTok. Ada lebih dari 22.000 postingan yang menunjukkan bagaimana ramen kemasan diubah menjadi hidangan istimewa.
The Guardian bahkan melaporkan bahwa para pengguna, khususnya yang berusia 20-an, berbagi resep inovatif menjadikan ramen sederhana menjadi hidangan yang layak bersaing dengan makanan restoran.
Menurut Jonny Forsyth, direktur senior divisi makanan dan minuman di Mintel, popularitas mi instan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sebagian besar karena dipromosikan di TikTok dengan konten kreatif yang menarik minat generasi muda.
Mi instan kini tidak lagi dianggap hanya sebagai makanan cepat saji, tetapi telah menjadi tren baru di kalangan anak muda yang suka bereksperimen dengan makanan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, mi instan dipasarkan melalui TikTok untuk menjangkau audiens muda dengan konten kreatif dan interaktif,” katanya.
Tren ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga makan di luar akibat inflasi. Sebagai contoh, biaya makan di restoran di New York naik 6% dibandingkan tahun lalu. Hal ini membuat banyak orang lebih memilih makan di rumah dengan pilihan yang lebih murah seperti mi instan.
Namun, para ahli juga mengingatkan agar tidak terlalu sering mengonsumsi mi instan, terutama merek-merek yang memiliki kandungan garam tinggi seperti Buldak.
Dr. David Shusterman, seorang ahli urologi dari New York, mengatakan bahwa satu porsi mi instan bisa mengandung setengah dari batas asupan garam harian yang dianjurkan.