Pasukan Israel telah melancarkan serangan darat di Lebanon pada Selasa (1/10). Operasi itu dimulai setelah dua pekan serangan udara menghantam markas komando dan lokasi senjata Hizbullah. Kali ini, targetnya pun masih Hizbullah, parpol berideologi Syiah yang berpengaruh.
Militer Israel menyebut operasi ini dimulai Senin (30/9) malam. Pasukan dari Divisi Elite 98 yang terdiri dari komando dan pasukan terjun payung dikerahkan, mereka diturunkan dari Gaza ke perbatasan utara.
Mereka mendapat dukungan dari angkatan udara dan artileri untuk melancarkan serangan darat terbatas dan terarah di desa-desa Lebanon selatan. Hal ini dinilai menjadi ancaman langsung bagi warga Israel di utara.
Kepada Reuters, sumber keamanan Lebanon mengatakan unit-unit Israel menyeberang ke Lebanon untuk misi pengintaian dan penyelidikan.
Namun, militer Lebanon membantah pergerakan ini. Sumber tersebut juga mengatakan pasukan Lebanon telah mundur dari beberapa posisi di sepanjang perbatasan.
Sejarah menunjukkan bahwa militer Lebanon cenderung menghindari keterlibatan langsung dalam konflik besar dengan Israel. Bahkan dalam bentrokan sebelumnya, militer Lebanon jarang menembaki pasukan Israel.
Penduduk di kota perbatasan Lebanon, Aita al-Shaab, melaporkan adanya penembakan berat, serta suara helikopter dan pesawat nirawak di atas wilayah mereka. Suar-suar juga terlihat menerangi langit malam di kota perbatasan lainnya, Rmeish.
Di sisi lain, kelompok bersenjata Hizbullah pada Selasa menyatakan telah menargetkan pasukan Israel di Metula, seberang perbatasan Lebanon, dengan tembakan artileri dan roket. Namun, Hizbullah tak menyebutkan tentang operasi darat Israel.
Selain Hizbullah, menurut pejabat keamanan Palestina, serangan Israel pada Selasa juga menyasar komandan Brigade Martir Al-Aqsa, sayap militer Fatah Palestina di Lebanon, Mounir Maqdah.