KETIKA Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel pada Selasa (1/10), pertahanan udara Israel dengan bantuan dari Amerika Serikat (AS) mampu menembak jatuh sebagian besar rudal tersebut dengan kerusakan minimal. Israel bersumpah untuk membalas, karena kekhawatiran meningkat atas meningkatnya permusuhan lebih lanjut antara kedua negara.
Tinjauan singkat kedua negara tersebut mungkin menunjukkan bahwa Iran, dengan populasi lebih dari sembilan kali lipat populasi Israel dan tentara yang jauh lebih besar, memiliki keunggulan. Memang, Global Firepower Index, yang memberi peringkat kekuatan militer masing-masing negara, mengatakan Iran memiliki keunggulan dalam hal personel dan persenjataan darat dan laut.
Namun, angka tidak selalu menyajikan gambaran keseluruhan, kata para analis. "Israel jelas memiliki teknologi militer yang lebih canggih daripada Iran. Mereka memiliki pesawat terbaru dipersenjatai dengan rudal dan bom modern," kata Shaan Shaikh, wakil direktur peneliti Missile Defense Project di Center for Strategic and International Studies (CSIS), lembaga pemikir yang berbasis di Washington.
Baca juga : Terungkap Sebagian Kerusakan Pangkalan Udara Israel akibat Rudal Iran
"Pertahanan udara mereka jelas efektif. Namun, yang mungkin paling penting, Israel juga memiliki mitra yang kuat, yaitu Amerika Serikat, tetapi juga mitra di Eropa dan Timur Tengah."
Berdasarkan angka
Dalam hal sumber daya manusia, Israel memiliki sekitar 170.000 personel militer aktif dan 465.000 cadangan, menurut perkiraan. Bandingkan dengan 600.000 personel, 350.000 cadangan, dan 220.000 pasukan paramiliter Iran.
Dengan populasi hampir 90 juta, dibandingkan dengan 10 juta penduduk Israel, Iran memiliki keunggulan yang signifikan. Mengenai faktor-faktor lain, beberapa laporan menyebutkan Iran memiliki keunggulan dalam hal jumlah tank, artileri, dan kendaraan lapis baja.
Baca juga : Militer Israel Siapkan Balasan Skala Besar terhadap Iran
Namun, sanksi internasional selama beberapa dekade telah memutus akses Iran terhadap peralatan militer berteknologi tinggi terkini, menurut International Institute for Strategic Studies (IISS), lembaga pemikir lain di London. Angkatan bersenjata konvensional Iran, meskipun besar menurut standar regional, "Berjuang dengan inventaris peralatan yang semakin usang," kata IISS dalam laporan 2023.
Sementara itu, satu keuntungan nyata yang dimiliki Israel ialah angkatan udaranya yang dianggap sebagai salah satu yang paling maju di dunia.
Angkatan udara Iran memiliki 37.000 personel, tetapi hanya memiliki beberapa lusin pesawat serang yang berfungsi, termasuk jet Rusia dan model AS yang sudah tua dan diperoleh sebelum revolusi Iran pada 1979. Teheran memiliki satu skuadron yang terdiri dari sembilan jet tempur F-4 dan F-5, beberapa F-7 dan F-14, ditambah satu skuadron jet Sukhoi-24 buatan Rusia dan beberapa MiG-29.
Baca juga : Donald Trump Sarankan Israel Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran Dulu
"Itu akeuntungan besar, terutama pada tahap awal konflik Iran-Israel. Iran masih menggunakan pesawat yang sudah berusia puluhan tahun," kata Shaikh.
Perang tanpa proksi
Keunggulan utama Iran melawan Israel ialah kemampuannya untuk menyerang melalui proksinya, termasuk Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Libanon selatan, dan Houthi di Yaman. "Jika menargetkan Iran, Anda sering kali menargetkan proksinya," kata Afshon Ostovar, seorang profesor madya urusan keamanan nasional di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut AS di Monterey, California.
Menurutnya, hal itu telah menyelamatkan Iran dari, "Kematian dan kehancuran yang mungkin terjadi jika Iran hanya memerangi semua konflik ini secara langsung."
Baca juga : AS Diskusi dengan Israel terkait Serangan Balasan ke Minyak Iran
Perang rudal
Karena Iran dan Israel dipisahkan oleh jarak lebih dari 1.000 kilometer, dengan Irak dan Yordania di antaranya, konflik apa pun kemungkinan tidak akan melibatkan invasi darat, tetapi sebaliknya bergantung pada serangan rudal.
Menurut laporan 2021, Iran memiliki persenjataan rudal terbesar dan paling beragam di Timur Tengah, yang mencakup ribuan rudal balistik dan jelajah. Namun, Israel memiliki salah satu persenjataan rudal paling canggih secara teknologi di Timur Tengah.
"Iran mungkin memiliki pasukan atau populasi yang lebih besar untuk dikerahkan," kata Shaikh. "Namun, jika perang besar meletus, sebagian besar pertempuran awal akan menggunakan kekuatan udara dan rudal. Dan di situlah Israel memegang keunggulan besar."
Ostovar mengatakan dampak rudal Iran akan signifikan. Namun, katanya, Iran tidak dapat memenangkan perang hanya dengan rudal.
Iran, "dapat menghancurkan sesuatu. Ia dapat membunuh orang," katanya. "Namun tidak akan menang."
Israel juga tidak akan mampu mengalahkan Iran hanya melalui serangan rudal, kata Ostovar, tetapi dapat menimbulkan kerusakan yang jauh lebih besar. Israel dapat, "Mendekati Iran dengan F-35 dan meluncurkan rudal presisi yang benar-benar akan mengenai target mereka," katanya.
Sistem pertahanan
Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, "Salah satu yang terbaik di planet ini," kata Ostovar. Sistem Iron Dome--yang dianggap sebagai tingkatan terendah pertahanan udara Israel--dirancang untuk melawan artileri kecil. Sistem ini telah mencegat ribuan sejak diaktifkan pada awal dekade terakhir, termasuk banyak selama perang saat ini melawan Hamas dan Hizbullah.
Namun dalam konflik dengan Iran, Israel kemungkinan akan mengandalkan sistem yang lebih canggih. Israel memiliki dua lapisan pertahanan rudal lagi yaitu David's Sling dapat melawan rudal balistik dan jelajah jarak pendek. Yang paling canggih ialah pencegat Arrow-2 dan Arrow-3 untuk melawan rudal balistik jarak jauh.
Namun, Iran tidak memiliki sistem yang serupa. Ostovar mengatakan bahwa Iran memiliki beberapa sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 Rusia dan mungkin satu S-400, yang cukup canggih bersama dengan sistem buatan dalam negerinya sendiri.
"Sistem ini sebagian besar ditempatkan di sekitar lokasi strategis yang kritis seperti lokasi nuklir dan kediaman pemimpin tertinggi di Teheran," katanya. "Jadi, mereka dapat menjatuhkan pesawat dan rudal, tetapi tidak seperti yang dapat dilakukan Israel."
Iran memiliki program nuklir damai dan ada kekhawatiran bahwa Iran dapat memperoleh senjata nuklir, tetapi saat ini Iran diyakini tidak memiliki senjata semacam itu. Namun, Israel secara luas diyakini memiliki senjata semacam itu, meskipun Israel tidak akan mengakui atau menyangkal keberadaannya.
"Jadi, mereka tidak akan pernah menggunakan (senjata nuklir) sebagai ancaman," kata Ostovar. "Dan mereka mungkin juga tidak akan menggunakannya kecuali ada alasan eksistensial untuk melakukannya." (CBC/Z-2)