ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seseorang yang kesepian atau terisolasi secara sosial lebih besar kemungkinannya untuk mati lebih dini. Kesepian adalah perasaan sendirian, terlepas dari banyaknya kontak sosial. Isolasi sosial adalah kurangnya koneksi sosial.
Isolasi sosial dapat menyebabkan kesepian pada sebagian orang, sementara sebagian lainnya dapat merasa kesepian tanpa terisolasi secara sosial.
Dikutip dari CNN, ada banyak penelitian mengenai hubungan antara isolasi sosial, kesepian, dan risiko kematian dini. Orang yang mengalami isolasi sosial memiliki risiko 32 persen lebih tinggi untuk meninggal lebih awal karena sebab apa pun dibandingkan dengan mereka yang tidak terisolasi secara sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta yang melaporkan merasa kesepian memiliki kemungkinan 14 persen lebih besar untuk meninggal lebih awal dibandingkan mereka yang tidak.
Melihat buruknya dampak kesepian dan isolasi sosial, Organisasi Kesehatan Dunia juga telah mengumumkan pembentukan Komisi Hubungan Sosial yang bertujuan mengatasi kesepian sebagai ancaman kesehatan yang mendesak.
Kurangnya hubungan sosial membawa risiko kematian dini yang setara, atau bahkan lebih besar, dibandingkan dengan faktor risiko lain yang diketahui seperti merokok, minum alkohol berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, obesitas, dan polusi udara.
Isolasi sosial juga berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental; penelitian menunjukkan bahwa hal ini dikaitkan dengan kecemasan dan depresi serta dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 30 persen.
"Tingkat isolasi sosial dan kesepian yang tinggi di seluruh dunia mempunyai konsekuensi serius terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Orang-orang yang tidak memiliki koneksi sosial yang cukup kuat mempunyai risiko lebih tinggi terkena stroke, kecemasan, demensia, depresi, bunuh diri, dan banyak lagi," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
(kna/kna)