Kapasitas Kecil, Danantara Jamin Waste to Energy Tak Ganggu Proyek PLN

Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia memastikan proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) atau Waste to Energy (WtE) tidak mengganggu proyek pembangkit PT PLN (Persero) lainnya.

Chief of Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengatakan PLN memiliki Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 dengan target penambahan pembangkit 69,5 GW hingga 2034.

"Ada yang mau dimasukkan ini kan hanya 500 megawatt total kalau 30 kota, ini hanya buat PLTSa karena tadi urusan masalah lingkungan dan di sini memang kita yang banyak urusin prosesnya it will not disturb urusan PLN untuk membangun proyek-proyek lain," ungkapnya saat Coffee Morning Danantara, Senin (3/11).

Pandu melanjutkan, setiap Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pada proyek Danantara memiliki kapasitas 16-17 megawatt (MW) dengan total 30 proyek, sehingga totalnya sekitar 500 MW. Untuk tahap awal, proyek ini baru akan dimulai di 7 kota/kabupaten.

"Awal pertamanya ini soal masalah lingkungan, target paling penting masalah lingkungan yang ada di 33-34 kota yang sudah di identifikasi oleh kementerian LH itu yang ingin kita solve," tegasnya.

Dia menambahkan, proyek WtE pada dasarnya sudah dibahas selama 1 dekade yang lalu dan menekankan kepada kepentingan sosial dan lingkungan tanpa menciptakan masalah baru.

Sementara itu, Managing Director Investment di Danantara Indonesia, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan PLN sedang menghitung keperluan subsidi dan kompensasi pembelian listrik dari proyek WtE, yang wajib dibeli seharga 20 sen/KWh.

"Tergantung total revenue-nya berapa, gap itu nantinya dihitung tapi mereka sudah mengkoordinasikan dengan Kementerian Keuangan pada akhirnya," kata Stefanus.

Stefanus menegaskan, sebanyak 500 MW produksi listrik dari WtE tidak sampai 1 persen dari total rencana pembangunan pembangkit PLN dalam RUPTL 2025-2034, sehingga proyek ini lebih mengutamakan pendekatan sosial.

Adapun Danantara Indonesia akan memulai proses lelang atau tender proyek WtE di 7 kota pada 6 November 2025. Proyek ini berjalan cepat setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025, tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan pada 14 Oktober lalu.

Danantara juga telah merampungkan Daftar Penyedia Teknologi (DPT) untuk proyek PLTSa. Proses seleksi ini sudah berjalan sejak sebulan lalu dan menarik perhatian investor. Sebanyak 24 DPT dari berbagai negara yang memiliki pengalaman di sektor waste-to-energy pada Jumat (31/10).