Kemitraan Berbasis Data

3 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kemitraan Berbasis Data (Dok. Pribadi)

DI banyak daerah di Indonesia, kualitas pendidikan tak kunjung membaik bukan lantaran kita kekurangan data, melainkan karena data belum benar-benar dihidupkan dalam praktik. Berbagai program pendidikan sering dirancang tanpa membaca kebutuhan nyata di lapangan sehingga solusi yang hadir tidak menyentuh akar persoalan. Padahal, sekolah dan pemerintah telah menyimpan data yang sangat kaya—mulai dari Dapodik, Asesmen Nasional, profil guru, capaian belajar, hingga kondisi infrastruktur. Namun, sebagian besar masih berhenti sebagai tumpukan angka dan laporan administratif. Data yang seharusnya menjadi panduan perubahan justru belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Di titik inilah muncul pertanyaan penting: bagaimana memastikan data tidak hanya dikumpulkan, tetapi digunakan untuk memperbaiki kehidupan siswa, guru, dan sekolah? Dan, lebih jauh lagi, mengapa kemitraan berbasis data menjadi kebutuhan mendesak dalam pembangunan pendidikan hari ini?

MENGAPA KEMITRAAN BERBASIS DATA PENTING?

Salah satu tantangan dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ialah masih lemahnya pemanfaatan data dalam proses perencanaan, penganggaran, dan pengambilan keputusan. Selama ini, data sering hanya dikumpulkan sebagai kewajiban administratif, bukan sebagai instrumen strategis untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Karena itu, dibutuhkan pendekatan kemitraan berbasis data—sebuah praktik kolaborasi lintas lembaga yang menggunakan data sebagai dasar bersama untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan.

Susha, Gronlunda, dan Tulder (2018) mendefinisikan konsep ini sebagai kerja sama terorganisasi antarindividu, lembaga, atau sektor berbeda yang bertujuan memecahkan masalah melalui pemanfaatan data. Inti dari pendekatan ini ialah pandangan bahwa data bukan hanya milik satu institusi, tetapi dapat menjadi sumber daya kolektif jika dibagikan secara bertanggung jawab dan diarahkan untuk memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.

Verhulst dan Sangokoya (2015) mengemukakan empat alasan mengapa kolaborasi berbasis data menjadi penting dalam sektor pendidikan. Pertama, data lintas sektor membantu memastikan setiap intervensi lebih tepat sasaran karena keputusan didasarkan pada kondisi faktual, bukan sekadar asumsi.

Kedua, penggunaan data secara terbuka dapat memperkuat transparansi dan akuntabilitas di antara para pemangku kepentingan, sekaligus menjaga kepercayaan publik. Ketiga, data memungkinkan analisis jangka panjang sehingga intervensi tidak berhenti pada solusi sesaat, melainkan mampu memetakan tren dan tantangan pembelajaran secara berkelanjutan. Keempat, praktik berbasis data mendorong lahirnya kebijakan dan program yang lebih tajam, kontekstual, dan berlandaskan bukti yang dapat diukur dampaknya.

Dengan demikian, kemitraan berbasis data bukan hanya pendekatan teknis, melainkan fondasi penting bagi perbaikan sistem pendidikan secara menyeluruh. Dalam dunia pendidikan, kemitraan berbasis data dapat terwujud ketika pemerintah daerah, sekolah, perguruan tinggi, masyarakat, dunia usaha, dan organisasi terkait bekerja bersama menggunakan data sebagai landasan tindakan. Melalui tata kelola data yang baik, penguatan kapasitas sekolah, serta kolaborasi lintas sektor, percepatan peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai lebih efektif.

Namun, alih-alih menggunakan data sebagai landasan untuk memperbaiki mutu pendidikan, kenyataannya masih ada pemerintah daerah yang memilih menutup data karena khawatir dianggap gagal, sehingga data berhenti sebagai catatan masalah tanpa pernah berubah menjadi solusi. Padahal, transparansi bukan soal siapa yang tertinggal atau terlihat buruk, melainkan langkah awal memperbaiki sistem yang memang tidak ada yang sempurna.

Karena itu, sudah saatnya budaya pemanfaatan data dijadikan fondasi perubahan—sebab data memberi arah, sementara kolaborasi menghadirkan kekuatan untuk bergerak maju. Meski demikian, pemanfaatan data tidak hanya persoalan teknis. Ada dimensi makna yang lebih dalam.

BUKAN SEKADAR ANGKA

Data bukan semata deretan angka, diagram, atau persentase dalam laporan, melainkan gambaran hidup yang merefleksikan realitas di lapangan dan seharusnya menjadi penuntun menuju perubahan yang berarti. Dalam konteks pendidikan Indonesia, menyadari bahwa data merepresentasikan pengalaman murid, guru, dan sekolah menjadi fondasi penting untuk merancang kebijakan yang adil dan relevan. Kitchin (2014) menggambarkan data sebagai bentuk abstraksi dari realitas yang kompleks.

Karena itu, ketika Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyoroti rendahnya hasil TKA matematika yang dipengaruhi metode mengajar dan kualitas buku pelajaran, temuan tersebut tidak bisa dibaca hanya sebagai penurunan angka semata, tetapi sebagai kisah tentang ribuan siswa yang tertinggal dalam pemahaman konsep, guru yang berjuang dengan keterbatasan, serta lingkungan belajar yang belum sepenuhnya menopang pembentukan kemampuan berpikir kritis.

Sering kali persoalan dalam pendidikan tampak biasa karena menjadi bagian dari keseharian. Akan tetapi, data memiliki kemampuan mengungkap pola, kesenjangan, dan akar masalah yang tidak terjangkau oleh intuisi. Temuan dari Asesmen Nasional maupun evaluasi pendidikan daerah menunjukkan bahwa masih banyak sekolah yang menghadapi tantangan seperti rendahnya kemampuan literasi dan numerasi, keterbatasan sarana belajar, hingga kapasitas tata kelola sekolah yang belum memadai.

Oleh karena itu, fungsi data tidak berhenti pada penyajian fakta, melainkan membantu menentukan bentuk intervensi yang paling tepat: daerah mana yang memerlukan dukungan prioritas, sekolah mana yang paling rentan, dan kelompok siswa mana yang membutuhkan perhatian lebih besar. Data, dengan demikian, adalah pintu masuk menuju tindakan yang lebih terukur dan berdampak.

DATA ADALAH CERITA KEMANUSIAAN

Ketika sebuah sekolah mengisi Dapodik dan mencatat bahwa mereka belum memiliki akses listrik yang stabil, informasi tersebut bukan sekadar angka tentang kekurangan infrastruktur. Di baliknya ada kisah seperti Ibu Esta, seorang guru di pedalaman Kalimantan Utara yang selama bertahun-tahun tetap mengajar hanya dengan papan tulis, meski ia bermimpi memperkenalkan murid-muridnya pada dunia pemrograman dan kecerdasan buatan. Itu adalah kisah tentang anak-anak yang belum pernah menyentuh komputer, tetapi memiliki cita-cita menjadi teknisi atau programmer.

Pada akhirnya, keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh seberapa banyak data dikumpulkan, tetapi seberapa berani kita menggunakannya untuk memperbaiki hidup anak-anak yang kini menunggu perubahan. Karena, data bukan sekadar catatan—ia adalah cermin, kompas, dan kadang peringatan. Dan, jika kita memilih untuk membacanya dengan empati serta bertindak melampaui batas kelembagaan maka pendidikan Indonesia tidak hanya bergerak ke arah yang lebih efektif, tetapi juga lebih manusiawi.

Read Entire Article