Kesiapan Fisik dan Mental Jadi Kunci Persalinan Lancar

Ilustrasi(Dok ist)

KEPERCAYAAN diri dan sikap pantang menyerah menjadi kunci utama bagi setiap ibu dalam melalui proses persalinan. Hal tersebut disampaikan dokter spesialis kandungan, dr. Fransiska Mochtar, yang juga dikenal sebagai dokter langganan sejumlah publik figur seperti Lesti Kejora, Denise Chariesta, hingga Dinar Candy.

Menurut Fransiska, kesiapan fisik dan mental ibu hamil tidak boleh diabaikan. Ia menegaskan bahwa pemeriksaan kehamilan secara rutin adalah langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

"Kontrol rutin itu wajib, karena melalui pemeriksaan kita bisa memantau kondisi janin sekaligus mengantisipasi risiko sejak dini," kata dr. Fransiska dalam keterangannya, Rabu (26/11).

Ia juga menekankan pentingnya menjaga pola makan selama kehamilan. Asupan gizi seimbang, terutama protein, zat besi, dan vitamin, menurutnya berperan besar dalam menunjang kesehatan ibu dan perkembangan janin. Selain itu, Fransiska menganjurkan ibu hamil untuk tetap aktif bergerak.

"Olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam hamil membantu memperkuat otot dan melancarkan sirkulasi darah. Tidak perlu berat, yang penting rutin," ujarnya.

Calon ibu juga diminta memahami tanda-tanda persalinan, termasuk membedakan kontraksi asli, kondisi pecah ketuban, hingga perubahan posisi janin. Fransiska menambahkan bahwa dukungan keluarga, terutama pasangan, sangat menentukan kesiapan mental ibu menjelang persalinan.

"Lingkungan yang tenang dan suportif itu sangat membantu ibu mengurangi stres. Ini faktor yang sering dianggap sepele, padahal pengaruhnya besar sekali," tuturnya.

Dedikasi Sosial

Tidak hanya berdedikasi dalam dunia medis, dr. Fransiska Mochtar juga dikenal memiliki komitmen kuat dalam membantu masyarakat di daerah asalnya. Salah satu tindakan nyata ditunjukkan saat ia turun tangan membantu warga Desa Warloka, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, yang lebih dari lima tahun mengalami kendala akibat kerusakan bendungan.

Bendungan yang menjadi sumber pengairan puluhan hektare sawah di wilayah tersebut mangkrak tanpa penanganan, menyebabkan lahan pertanian nyaris terbengkalai. Melihat kondisi itu, Fransiska merasa terpanggil dan memperbaiki bendungan tersebut hingga berfungsi kembali.

"Kami sangat terbantu dengan adanya bantuan perbaikan bendungan ini. Aktivitas bertani berjalan dengan baik dan hasil panen menjadi sangat baik," kata salah satu warga Desa Warloka bernama Alex.

Selain memperbaiki infrastruktur pertanian, Fransiska juga membuka kursus bahasa Inggris bagi anak-anak SD dan memberikan pelatihan pembuatan kue bagi warga sebagai langkah pemberdayaan masyarakat setempat.

Lebih lanjut, kepedulian dan kerja kemanusiaan Fransiska itu pun juga turut diakui oleh Uskup Labuan Bajo, Romo Yuvensius Rugi. Ia menilai kehadiran Fransiska membawa dampak nyata bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Kepeduliaan hatinya telah menghadirkan karya-karya kemanusiaan di berbagai tempat. Karya itu menyentuh hati dan kehidupan orang-orang yang menerimanya," ungkap Romo Yuvens.

Ia menambahkan, Fransiska juga memberikan bantuan bagi warga di Desa Golo Pongkor, Stasi Sok Rutung, Kabupaten Manggarai, mulai dari pembangunan Gua Maria, penyediaan komputer untuk kursus gratis, hingga menyiapkan patung-patung yang didistribusikan ke Paroki-Paroki di Keuskupan Labuan Bajo.

"Segala usaha dan karya dokter Fransiska kiranya selalu diberkati. Banyak hati telah tersapa, dan masih banyak pula yang menanti," ujarnya.

Diketahui, meski kini lebih banyak berkegiatan di Jakarta, Fransiska tetap meluangkan waktu untuk kembali ke tanah kelahirannya. Ia lahir di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, menamatkan pendidikan spesialis Obstetri dan Ginekologi di Jose R. Reyes Memorial Medical Center, serta meraih gelar Doktor Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat sangat memuaskan. (H-2)