Kolaborasi Pemprov Jateng dan Jatim Perkuat Kerja Sama Ekonomi

Kolaborasi antara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperkuat sinergi ekonomi melalui penandatanganan 10 nota kesepahaman (MoU) antara kedua provinsi. Penandatanganan dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Sur(MI/Haryanto Mega)

KOLABORASI antara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperkuat sinergi ekonomi melalui penandatanganan 10 nota kesepahaman (MoU) antara kedua provinsi. Penandatanganan dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (24/10) malam.

Kerja sama ini menambah daftar kolaborasi yang sebelumnya telah disepakati kedua daerah.

"Kerja sama ini untuk meningkatkan dan menumbuhkan ekonomi baru di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Gubernur Ahmad Luthfi.

Sejumlah kerja sama yang disepakati meliputi sektor ketahanan pangan, koperasi dan UMKM, industri dan perdagangan, ketenagakerjaan, pertanian, serta peternakan dan kesehatan hewan.

Selain antarperangkat daerah, kerja sama juga dilakukan antara BUMD, Kadin, dan Hipmi kedua provinsi. Di antaranya, PT Jateng Petro Energi (Perseroda) dengan PT Petrogas Jatim Utama, PT Jateng Agro Berdikari (Perseroda) dengan PT Jatim Grha Utama (Perseroda), serta PT Karet Ngagel Surabaya Wira Jatim, Kadin Jateng dengan Kadin Jatim, dan Hipmi Jateng dengan Hipmi Jatim.

"MoU ini akan segera kita tindak lanjuti, tidak hanya antarperangkat daerah, tapi juga dengan BUMD, Kadin, dan Hipmi. Sehingga akan tumbuh ekonomi baru di beberapa sektor," ujar Luthfi.

Ia menegaskan, kerja sama lintas provinsi tersebut merupakan bentuk collaborative government untuk memperkuat ketahanan ekonomi wilayah.
Beberapa potensi yang dikolaborasikan antara lain pemenuhan kebutuhan susu di Jawa Tengah dari Jawa Timur, serta pasokan gula kristal dari Banyumas, Jawa Tengah, yang sangat dibutuhkan Jawa Timur.

"Kolaborasi ini untuk memperkuat posisi Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam mendukung kebijakan Presiden, serta memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat di kedua provinsi," tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan pusatnya Nusantara.
"Dhawuh Mbah Kiai Maimoen Zubair, Jawa Timur dan Jawa Tengah harus nyawiji (bersatu). Kalau Pak Gubernur bilang puser (pusat), beliau bilang Jawa Timur dan Jawa Tengah itu punjere Indonesia," ujarnya.

Khofifah menekankan pentingnya sinergi strategis kedua provinsi, tidak hanya di tingkat institusi, tetapi juga dalam memperkuat kemajuan bersama.

"Harapan kita adalah sinergi dan kolaborasi. Banyak potensi besar di Jawa Tengah yang kita butuhkan, dan sebaliknya. Inilah bentuk nyata kolaborasi dua provinsi yang menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya. (HT/E-1)