
MANTAN Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, ditangkap Selasa (12/8) malam atas sejumlah tuduhan, termasuk manipulasi saham dan korupsi. Kejaksaan menyatakan penangkapan dilakukan setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengabulkan permohonan surat perintah penahanan, dengan alasan adanya risiko penghilangan barang bukti.
Penangkapan Kim menandai pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan, mantan presiden dan ibu negara dipenjara secara bersamaan. Suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol, telah lebih dulu ditahan sejak April lalu setelah dimakzulkan terkait deklarasi darurat militer pada 3 Desember 2024, yang melibatkan pengerahan tentara bersenjata ke gedung parlemen. Deklarasi itu kemudian dibatalkan oleh mayoritas anggota parlemen oposisi, dan memicu pemilihan presiden kilat pada Juni.
Menurut jaksa, Kim diduga melanggar undang-undang pasar modal, investasi keuangan, dan dana politik. Ia juga dituduh campur tangan dalam proses pencalonan anggota parlemen di partai suaminya, yang dianggap sebagai pelanggaran hukum pemilu.
Nama Kim sudah lama menjadi sorotan publik. Pada 2022, sebuah video yang memperlihatkannya menerima tas tangan merek Dior dari seorang pendukung memicu kecaman luas. Ia juga menghadapi tuduhan terlibat dalam skandal manipulasi saham yang menimbulkan kontroversi berkepanjangan.
Pekan lalu, Kim menjalani pemeriksaan berjam-jam di kantor kejaksaan sebelum surat perintah penahanannya diajukan. “Saya dengan tulus meminta maaf telah menimbulkan masalah, meski saya bukan siapa-siapa,” ujarnya saat tiba di kantor kejaksaan.
Sebelum pemakzulan, Yoon sempat memveto tiga rancangan undang-undang penyelidikan khusus yang diajukan parlemen oposisi untuk menyelidiki dugaan terhadap istrinya. Veto terakhir ia keluarkan pada akhir November, hanya seminggu sebelum ia mendeklarasikan darurat militer. (AFP/Z-2)