Masih Banyak Bank Danai Proyek Batu Bara, padahal Pasar Global Sudah Mulai Menutup Pintu

1 month ago 16
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Masih Banyak Bank Danai Proyek Batu Bara, padahal Pasar Global Sudah Mulai Menutup Pintu Peneliti dari CELIOS, Rani Septyarani dalam pemaparannya mengenai industri batubara di Jakarta, Senin (27/10/2025).(MI/Abi)

DUNIA mulai beranjak dari batu bara. Dua pasar terbesar ekspor batu bara Indonesia, China dan India, kini mulai menurunkan konsumsi energi fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan. Namun, Indonesia tampak masih bergantung pada komoditas hitam ini, baik dari sisi produksi maupun pendanaannya.

Dalam diskusi publik yang digelar oleh Enter Nusantara, analis dari Energy Shift Institute, Nabila Gunawan menyoroti bagaimana perubahan arah pasar global seharusnya menjadi alarm bagi Indonesia.

“Tahun April tahun ini permintaan impor batubara dari Indonesia, Tiongkok, dan Cina turun. Rekor turun di tiga tahun belakangan ini. Jadi sudah ada pergerakan dari pasar ekspor terbesar Indonesia, dari China dan India, bahkan mereka sudah mulai meninggalkan batubara Indonesia,” ujarnya dalam diskusi publik oleh Enter Nusantara di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, tren global menunjukkan bahwa sumber energi terbarukan seperti angin dan surya kini telah mendominasi pertumbuhan listrik di berbagai negara, termasuk Tiongkok. Sementara itu, Indonesia masih 18-19 tahun tertinggal dari kondisi dunia dalam hal produksi listrik berbasis energi terbarukan.

Sebagai salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar dunia, Indonesia mengekspor lebih dari 70 persen hasil produksinya. Ketika pasar ekspor mulai mengecil, risiko terbesar justru mengintai bank domestik yang masih menggantungkan portofolio investasinya pada industri fosil.

“Indonesia mengekspor 70 persen batu baranya. Ketika pasar ekspor hilang, apa yang akan dilakukan perbankan yang memberikan kredit ke sektor itu?” ujar Nabila.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Sejumlah lembaga keuangan besar Indonesia masih menjadi penyokong utama pembiayaan proyek batu bara. Berdasarkan pemaparan dari CELIOS, bank-bank Himbara (Mandiri, BRI, dan BNI) tercatat menyalurkan pendanaan terbesar ke industri ini. 

Peneliti CELIOS, Rani Septyarini, sebelumnya juga mengingatkan bahwa aliran dana publik yang terus mengalir ke sektor batu bara merupakan bentuk misalignment antara kebijakan energi nasional dan kebijakan finansial. Jika pasar ekspor terus menyusut, nilai aset bank yang terkait sektor batu bara berpotensi turun drastis, bahkan bisa menjadi beban ekonomi jangka panjang.

“Batubara itu mengalami penurunan harga batubara. Secara global itu di proyeksikan menurun sekitar 27% di tahun 2025. Jadi, ketika bank-bank kita berinvestasi pada sektor batubara, itu mengalami penurunan di masa depan. ujar Rani dalam kesempatan yang sama.

Tren pengurangan konsumsi batu bara di China dan India bukan sekadar janji, tapi telah tercermin dalam kebijakan nasional mereka. Sejak 2021, pemerintah China mengeluarkan proyek-proyek berbasis batu bara dari Green Bond Catalog, sehingga tidak lagi dianggap sebagai investasi hijau. Bahkan di Australia, negara lain yang menjadi pengekspor batu bara terbesar, pembangkit listrik berbasis batu bara kini tidak lagi memenuhi kriteria ramah lingkungan.

“China saja, yang selama ini juara batubara dunia, sudah tidak menyertakan PLTU dalam taksonomi hijau mereka. Jadi pertanyaannya, kenapa Indonesia masih?” tutur Nabila.

Dengan kebijakan itu, Indonesia berisiko kehilangan daya tarik di mata investor global yang kini hanya menyalurkan modal ke proyek berlabel hijau. “Jika kita tetap memaksakan batu bara sebagai bagian dari ekonomi, investor internasional akan mulai menjauh,” tambahnya.

“China saja, yang selama ini juara batubara dunia, sudah tidak menyertakan PLTU dalam taksonomi hijau mereka. Jadi pertanyaannya, kenapa Indonesia masih?” tutur Nabila.

Dengan kebijakan itu, Indonesia berisiko kehilangan daya tarik di mata investor global yang kini hanya menyalurkan modal ke proyek berlabel hijau. 

“Jika kita tetap memaksakan batu bara sebagai bagian dari ekonomi, investor internasional akan mulai menjauh,” tambahnya.

Read Entire Article