Mekari Talenta Dorong Transformasi SDM untuk Akselerasi Bisnis di Era Disrupsi

Mekari Talenta menegaskan bahwa ketahanan bisnis hanya dapat dibangun jika organisasi mampu mengelola manusia sebagai inti strategi pertumbuhannya.(Dok. Mekari Talenta)

DI tengah percepatan teknologi dan dinamika pasar yang kian tidak menentu, perusahaan dituntut untuk bergerak lebih cepat, mengambil keputusan lebih akurat, dan membangun fondasi sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang bisnis. Kebutuhan inilah yang menjadi sorotan utama dalam HR Forum bertajuk Navigating Disruption for Accelerated Revenue & Optimized Performance yang diselenggarakan Mekari Talenta di Ballroom Timor, Hotel Borobudur Jakarta.

Forum tersebut mempertemukan para pemimpin bisnis lintas industri untuk membahas bagaimana organisasi dapat merespons perubahan secara strategis. Disrupsi tak lagi dipandang sebagai ancaman, melainkan sebuah konstan baru yang harus dihadapi dengan mindset adaptif, budaya kerja kolaboratif, dan kapabilitas SDM yang agile.

Melalui pemanfaatan teknologi manajemen talenta yang terintegrasi, Mekari Talenta menegaskan bahwa ketahanan bisnis hanya dapat dibangun jika organisasi mampu mengelola manusia sebagai inti strategi pertumbuhannya.

Disrupsi Bukan Ancaman
Perubahan perilaku konsumen yang cepat, persaingan global tanpa batas, serta perkembangan teknologi yang tak henti menuntut perusahaan untuk mengubah pendekatan mereka. Mekari Talenta menilai banyak organisasi masih terjebak dalam pola pikir defensif, fokus bertahan, bukan bertumbuh, hingga peluang bisnis kerap terlewat.

Chief Operating Officer Mekari, Arvy Egadipoetra, menegaskan bahwa kunci untuk melewati disrupsi bukan hanya teknologi, tetapi bagaimana teknologi tersebut mengubah fungsi HR menjadi mitra strategis bisnis.

"Dengan transformasi HR yang didorong data dan AI, Mekari Talenta bukan hanya mempermudah proses administrasi. Kami mengubah peran HR menjadi strategic business partner yang memungkinkan perusahaan merespons disrupsi dengan cepat, tetap agile, dan tumbuh secara berkelanjutan," ujar Arvy.

Ia menjelaskan bahwa analitik berbasis data, insight produktivitas berbantuan AI, hingga perencanaan tenaga kerja yang otomatis kini menjadi kebutuhan mendesak agar organisasi dapat mengambil keputusan lebih akurat dan cepat.

Kesejahteraan SDM Jadi Prioritas Baru
Salah satu highlight forum ini adalah pengumuman integrasi program pensiun MyPension (DPLK Simas Jiwa) ke dalam layanan benefit karyawan Mekari Flex. Kolaborasi ini menghadirkan pengelolaan jaminan hari tua dan pensiun yang terintegrasi, memberi perusahaan cara baru untuk meningkatkan retensi talenta melalui perlindungan finansial jangka panjang.

Managing Partner KKA GD, I Gde Eka Sarmaja, menegaskan pentingnya program pensiun yang holistik.

"Program pensiun yang baik harus memenuhi tiga indikator penting: adequacy, affordability, dan sustainability. Manfaatnya harus cukup untuk hidup layak, pembiayaannya terjangkau, dan sistemnya harus berkelanjutan dalam jangka panjang," jelasnya.

Integrasi ini memperlihatkan bahwa pengelolaan talenta yang efektif bukan hanya menyangkut produktivitas hari ini, tetapi juga bagaimana perusahaan memastikan masa depan karyawan tetap aman dan stabil.

Melihat Disrupsi sebagai Peluang
Forum ini juga menghadirkan perspektif dari tokoh nasional Sandiaga Uno, Strategic Leader & Entrepreneur, yang menekankan pentingnya kesiapan mental dan kemampuan adaptasi para pemimpin bisnis.

"Jika kita memiliki kepemimpinan yang mengadopsi pemikiran bahwa disrupsi adalah bagian dari peningkatan, justru disrupsi itu akan menjadi pemicu inovasi. Talenta kita akan terdorong untuk menciptakan solusi-solusi baru yang relevan," ujar Sandiaga.

Menurutnya, perusahaan yang ingin tetap kompetitif perlu mendorong pola pikir eksperimental, mengambil risiko terukur, dan membuka pintu kolaborasi lintas sektor.

Hal senada disampaikan oleh Plt. Direktur Aplikasi, Kementerian Ekonomi Kreatif Wahyu Wicaksono, yang menyoroti peran strategis manajemen SDM dalam ekosistem ekonomi kreatif nasional.

"Ekonomi kreatif tidak akan tumbuh hanya dengan ide, tetapi dengan eksekusi yang disiplin dan manajemen talenta yang sehat. Teknologi pengelolaan SDM menjadi fondasi penting untuk menjaga produktivitas dan loyalitas talenta di tengah perubahan cepat," tegas Wahyu.

HR Berbasis Data
Dalam forum tersebut, Mekari Talenta memaparkan peningkatan yang signifikan dalam retensi karyawan setelah perusahaan menerapkan manajemen performa berbasis data. Dengan evaluasi kinerja yang terukur, feedback konsisten, dan penempatan talenta yang lebih tepat (workfit), organisasi mampu menurunkan tingkat turnover dan meningkatkan kualitas eksekusi.

Data internal Mekari Talenta menunjukkan:
• Mayoritas karyawan Indonesia bertahan hanya 1–2 tahun di perusahaan.
• Implementasi sistem manajemen performa yang terstruktur melalui Mekari Talenta mampu meningkatkan retensi hingga 50%.

Peningkatan retensi ini berdampak langsung pada percepatan eksekusi strategi bisnis, stabilitas tim, dan pertumbuhan pendapatan, hal yang sangat penting di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Fondasi Masa Depan
Melalui forum ini, Mekari Talenta menekankan bahwa masa depan bisnis Indonesia bergantung pada kemampuan organisasi menggabungkan teknologi, analitik, dan pengembangan manusia sebagai strategi inti. Transformasi digital HR bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan memimpin pasar.

Disrupsi akan terus menjadi bagian dari dinamika bisnis global. Namun, dengan talenta yang adaptif, kepemimpinan yang progresif, dan teknologi yang mendukung kolaborasi serta pengambilan keputusan cepat, perusahaan Indonesia dapat mengubah tantangan tersebut menjadi momentum pertumbuhan. (Put/E-1)