Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membeberkan alasan penyebab banyak bandara di Indonesia sepi. Salah satu faktor yang menurut Budi mempengaruhi sepinya bandara adalah turunnya daya beli masyarakat.
“Memang ada daya beli masyarakat turun. Katakanlah tujuan tertentu harus dipenuhi 70 persen dengan tarif harus batas atas, kalau tidak leasingnya, avturnya, enggak bisa dibayar,” katanya dalam Konferensi Pers Kinerja Sektor Transportasi 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo di Kantor Kementerian Perhubungan pada Selasa (1/10).
Ketersediaan spare part yang langka juga menjadi salah satu faktor penyebab bandara sepi. Sebab ketersediaan spare part pasca pandemi menurun sehingga banyak pesawat yang tidak beroperasi.
“Spare part yang tadinya diandalkan itu collapse pada saat Covid. Bahkan sebagian spare part itu dari Uni Eropa, Ukraina tidak di-deliver sehingga penerbangan kita yang ada di Indonesia, bahkan banyak yang tidak beroperasi, ada tongkrongannya, tidak bisa jalan,” lanjutnya.
Budi menyebut banyak bandara direncanakan pembangunannya pada 2014, Presiden Jokowi telah menetapkan persyaratan. Saat itu, jumlah pesawat di Indonesia sudah mendekati 700 unit.
Namun, pasca pandemi populasi pesawat di dunia justru menurun. Hal ini disebabkan oleh kondisi dari beberapa pabrikan pesawat yang kurang sehat.
“Tetapi apa yang terjadi pada saat setelah Covid? Pesawat itu merangkak dari 300. Sekarang ini kira-kira 420. Itu pun stagnan, tidak bisa naik-naik. Mengapa? Satu, memang populasi pesawat di dunia itu menurun drastis. Karena beberapa hal, pabrikan yang besar juga tidak terlalu sehat,” terang Budi.