Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri halal menjadi sumber baru bagi perekonomian Indonesia. Industri ini menjadi bagian dari sektor pengolahan atau manufaktur.
Pada semester I 2024, sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) tercatat tumbuh 1,94 persen (yoy). Komoditas utamanya disumbang oleh makanan dan minuman halal serta fesyen.
"Sektor unggulan halal, seperti makanan dan minuman halal serta fesyen modest, masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 5,87 persen (yoy) dan 3,81 persen (yoy). Ini menandakan bahwa ke depannya, pertumbuhan ekonomi nasional bisa didominasi oleh ekonomi syariah melalui perkembangan industri halal," ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (1/10).
Agus juga menekankan potensi besar ekonomi syariah dan industri halal. Berdasarkan State of the Global Islamic Report (SGIER) edisi 2023/2024, konsumsi produk halal global diperkirakan mencapai USD 2,4 triliun pada 2024.
Selain itu, data dari Pew Research Center memproyeksikan populasi muslim dunia akan mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, atau 26,5 persen dari total populasi dunia. Pertumbuhan populasi ini diprediksi akan meningkatkan permintaan produk halal.
"Indonesia, dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia yang mencapai 241,7 juta jiwa, memiliki potensi pasar yang besar untuk ekonomi syariah dan industri halal," jelasnya.
Agus pun mengapresiasi pelaku industri yang sudah menerapkan HVC di Indonesia. Salah satunya Dexa Group melalui PT Dexa Medica, yang meraih penghargaan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2024 dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk kategori Best Halal Supply Chain.
"Penghargaan ini menjadi bukti bahwa Dexa selalu memberikan produk farmasi berkualitas, aman, serta halal untuk konsumen mulai dari pengadaan bahan baku hingga ke produk jadi," kata Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto.
Quality Management Director Dexa Group, Antonia Retno Tyas Utami, menambahkan, menjalankan Halal Management System yang terintegrasi sesuai dengan standar Good Manufacturing Practice (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Halal Management System juga dijalankan dari hulu ke hilir secara konsisten.
"Sehingga dengan komitmen tinggi, lebih dari 1.000 produk kita sudah tersertifikasi halal dan telah didistribusikan tidak hanya secara nasional, tetapi juga diekspor ke mancanegara. Di antaranya adalah produk-produk Obat Modern Asli Indonesia atau OMAI yang 100 persen tersertifikasi halal," jelasnya.
posisi ekonomi syariah Indonesia juga terus meningkat. Berdasarkan SGIER 2023/2024, Indonesia berhasil naik satu peringkat menjadi posisi ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator, di belakang Malaysia dan Arab Saudi.
Dari lima indikator penilaian, tiga sektor utama yang berkontribusi signifikan adalah industri farmasi dan kosmetik halal, makanan halal, serta fesyen modest. Indonesia berhasil menduduki posisi kelima di sektor farmasi dan kosmetik halal, peringkat ketiga di sektor makanan halal, dan peringkat ketiga di sektor fesyen modest, mengungguli beberapa negara seperti Turki, Singapura, dan Italia.