
PRESTASI membanggakan di kancah internasional berhasil diraih oleh perusahaan tambang batu bara PT Mifa Bersaudara (MIFA). Perusahaan ini menjadi Winner ASEAN Energy Awards 2025 untuk Kategori ASEAN Coal Awards – Coal Handling and Distribution.
"Itu didapat melalui proyek inisiatif bertajuk “From Ruins to Hope: Eco-Friendly Coal, Sustainable Mining, and Efficient Distribution in Aceh’s Energy Journey" kata Direktur PT Mifa Bersaudara, Adi Risfandi, melalui Media Indonesia, Jumat (17/10).
Dikatakan Adi Risfandi, prestasi luar biasa ini adalah mewakili Indonesia yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Menurut Adi, MIFA menerima penghargaan itu di ajang ASEAN Energy Awards 2025 di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Kamis (16/10) kemarin.
Penyelenggaranya adalah Ministry of Energy Transition and Water Transformation (PETRA) Malaysia. Mereka juga bekerja sama dengan ASEAN Centre for Energy (ACE).
Adi juga menyebutkan penghargaan paling terhormat itu bukti komitmen perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kabupaten Aceh Barat itu. Terutama dalam mendorong praktik pertambangan berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan.
“Capaian ini adalah hasil kerja keras seluruh tim Mifa yang terus berinovasi dalam menjaga keseimbangan antara produktivitas, efisiensi, serta tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar" tuturnya.
SEJAK 2012
Adapun PT Mifa Bersaudara beroperasi sejak 2012 di Kabupaten Aceh Barat. Ini merupakan daerah yang memiliki sejarah konflik dan bencana gempa serta tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.
Kini MIFA menjadi satu bagian penting dalam pemulihan ekonomi daerah melalui pertambangan yang bertanggung jawab dan inklusif. Lalu MIFA juga turut berperan aktif dalam menjaga ketahanan energi nasional hingga sekarang.
Perusahaan yang banyak menampung pekerja lokal itu memiliki konsesi seluas 3.134 hektar. Manajemen perusahaan ini dipandang sukses menoreh catatan sebagai produsen batubara berkalori rendah terbesar di Indonesia. Lalu penjualannya mencapai 12 juta ton pada 2024.
Keberhasilan tersebut didukung dengan infrastruktur terintegrasi, mulai dari crushing plant hingga jetty yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Ini termasuk hal yang memungkinkan pengiriman batubara secara efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing global ke pasar India dan negara-negara ASEAN.
Kemudian dalam menjalankan operasinya, MIFA senantiasa berpedoman pada prinsip keberlanjutan dengan menerapkan standar internasional. Yaitu ISO 14001 (Lingkungan), ISO 45001 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan ISO 9001 (Manajemen Mutu).
Berikutnya juga mematuhi Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) yang konsistensinya mengantarkan MIFA meraih peringkat Hijau PROPER.
PUTRA DAERAH
Dituturkan Adi, lebih 3.000 tenaga kerja menjadi bagian penting dalam operasional Mifa. Sedangkan 70 di antaranya adalah putra daerah (msyarakat lokal). Hal ini telah menunjukkan peran nyata perusahaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, transisi energi, dan penerapan praktik industri ekstraktif yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Penghargaan ini bukan sekadar pengakuan atas capaian Mifa, tetapi juga menjadi motivasi bagi kami untuk terus menghadirkan praktik pertambangan yang berdaya saing, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat Aceh dan Indonesia," pungkas Adi. (E-2)