Kapolsek Pamengpeuk AK Asep Dedi berkunjung ke rumah balita stunting dan bibir sumbing.(MI/NAVIANDRI)
DI sudut Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, tepatnya di Desa
Ranca Tungku, seorang balita delapan bulan menanggung ujian yang tak sepadan dengan ringkihnya usia.
Gizi buruk melemahkan pertumbuhannya dan bibir sumbing memahat cerita sunyi yang tak bisa ia sampaikan. Dunia baru baginya bukanlah warna ceria, melainkan perjuangan panjang sejak mula.
Mirisnya, saat usianya baru menginjak dua bulan, sang balita justru ditinggal pergi oleh ayahnya tanpa kabar, tanpa jejak, seolah lenyap ditelan waktu. Kini, sang anak diasuh oleh ibu dan neneknya dua perempuan kuat yang hidup tanpa kepastian penghasilan.
Untuk sekadar mengisi perut, mereka berkeliling menjual jajanan sederhana, meski hasilnya hanya cukup untuk bertahan dari hari ke hari.
Ini terungkap berdasarkan laporan masyarakat serta tim patroli petugas kepolisian dan TNI. Mengetahui hal tersebut, petugas kepolisian dari Polsek Pameungpeuk beserta Forkopimca mengunjungi kediaman orangtua sang anak.
"Awalnya kami mendapat laporan masyarakat bahwa ada balita yang mengalami bibir sumbing dan stunting. Kemudian saya menghubungi Danramil, setelah itu dicek oleh Bhabinkamtibmas dan Babinsa, ternyata memang benar adanya," ungkap Kapolsek Pamengpeuk Ajun Komisaris Asep Dedi.
Bantuan modal usaha
Tangis pecah dari nenek sang balita, perempuan yang hidup sendiri setelah ditinggal suami meninggal dunia. Air mata itu tumpah saat Kapolsek Pameungpeuk beserta Forkopimca menyerahkan bantuan modal untuk usaha sang ibu.
"Kita juga tadi berikan bantuan kepada sang ibu. Hari ini juga kita sepakat bersama Pak Danramil dan Pak camat mudah-mudahan minggu ini kita akan berikan bantuan modal usaha untuk si teteh (ibu balita) karena dia jualan," ungkap Asep Dedi.
Menurut sang ibu, anaknya mulai kelihatan kurang gizi sejak usia 2 bulan. Berat badan serta pertumbuhannya tidak sesuai dengan usia.
Dia mengaku sang suami meninggalkannya ketika anak mereka baru menginjak usia 3 bulan.
"Saya ditinggal suami saya waktu usia bayi saya 3 bulan, karena bayi saya mengalami bibir sumbing. Setelah itu dia lepas tanggung jawab. Tidak ngasih nafkah dan uang buat beli susu. Saat ini kondisi anak saya kecil dan berat badannya kurang," kata Refani, sang ibu.
Pihak kepolisian serta pihak pemerintah setempat juga turut membantu dalam menyiapkan BPJS sehingga kesehatan sang bayi bisa ditangani secara rutin di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan secara gratis.

2 days ago
2
































:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365168/original/090343300_1759140108-WhatsApp_Image_2025-09-29_at_17.00.24.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352887/original/013654100_1758144467-AP25260720491829.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364853/original/046358800_1759128662-462a26d0-2645-4809-88b5-48611f626139.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348836/original/064698500_1757902947-ClipDown.com_536149216_18672569230011649_1930765662361117681_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4757356/original/067911600_1709187898-20240229-Bayi_Tahun_Kabisat-HER_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365417/original/044399600_1759182511-ea_sports_game.jpg)