MK Kabulkan 26 Gugatan UU Tahun Ini, Pakar: Cermin Buruknya Legislasi DPR

1 month ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Cermin Buruknya Legislasi DPR Suasana sidang gugatan uji materi UU di Mahkamah Konstitusi.(MI/Susanto)

Mahkamah Konstitusi (MK) mencatat telah mengeluarkan 196 putusan pengujian Undang-Undang (PUU) sepanjang periode Januari hingga September 2025. Dari jumlah tersebut, 26 permohonan dikabulkan.

Pakar Hukum Tata Negara Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah menilai banyaknya undang-undang yang dibatalkan MK mencerminkan buruknya kualitas legislasi yang diproduksi DPR bersama pemerintah.

“Kualitas legislasi DPR memang terbilang buruk, sehingga ketika MK membatalkan banyak undang-undang, sebenarnya hal itu tidak terlalu mengagetkan,” ujar Herdiansyah dalam keterangannya, Selasa (30/9).

Menurutnya, DPR kerap dianggap mendorong proses legislasi hanya berdasarkan kepentingan tertentu, bukan kepentingan rakyat. 

“Ada kesan DPR dan pemerintah sebagai pemegang otoritas pembentuk undang-undang hanya mendorong proses legislasi untuk kepentingan kelompok para pemodal atau kelompok oligarki,” tegas Herdiansyah.

Herdiansyah juga menyoroti peta politik di DPR yang dinilai sarat kepentingan bisnis. Dari total 580 anggota, lebih dari separuhnya merupakan pengusaha. 

“Jadi tidak mengherankan kalau kualitas produksi legislasi juga pasti memihak kepada kepentingan pengusaha. Undang-undang diproduksi hanya untuk kepentingan kelompok tertentu,” katanya.

Ia menyebut praktik tersebut dalam studi hukum dikenal sebagai otokratik legalism. Alih-alih digunakan sebagai alat untuk melindungi rakyat, justru legislasi digunakan untuk menguntungkan kepentingan kelompok tertentu.

“Dalam praktik otokratik legalism, DPR dan pemerintah menggunakan produk undang-undang untuk kepentingan kelompok tertentu. Kualitas undang-undang tidak lagi dihiraukan, yang penting memuaskan nafsu politik kelompok tertentu,” jelas Herdiansyah.

Kondisi itu, lanjutnya, ditandai dengan undang-undang yang dibuat secara cherry picking, sering menimbulkan ketegangan antara MK dengan DPR maupun pemerintah. 

“Kepentingan yang dibawa jelas hanya mewakili para pemodal, bukan rakyat banyak. Padahal legislasi itu harusnya didorong berdasarkan kepentingan rakyat. Tapi yang terlihat justru ada cherry picking untuk kepentingan oligarki,” pungkasnya.

Seperti dilansir dari laman resmi, Mahkamah Konstitusi (MK) mencatat telah mengeluarkan 196 putusan pengujian Undang-Undang (PUU) sepanjang periode Januari hingga September 2025. Dari jumlah tersebut, 26 permohonan dikabulkan, 69 ditolak, 70 tidak dapat diterima, 28 ditarik kembali, dan 3 perkara dinyatakan gugur.(P-1)

Read Entire Article