Pendudukan Indonesia Kecanduan Padel, Terbukti dari Gawai Mereka

Ilustrasi(Freepik)

Fenomena olahraga padel di Indonesia telah melampaui tren sesaat. Banyak pihak, termasuk pesohor dan komunitas, secara terbuka mengakui kecanduan pada olahraga raket ini. Bukti nyatanya terlihat dari kebiasaan digital warga yang terekam di ponsel mereka.

Keterangan Kecanduan Para Selebritas 

Istilah "kecanduan padel" sering dilontarkan oleh para selebritas. Azizah Salsha mengaku bisa berlatih hingga empat kali seminggu. Atta Halilintar, meski baru bermain beberapa bulan, langsung merasa ketagihan dan ikut turnamen. 

Bahkan vokalis Tantri Kotak menyebut rela membatalkan jadwal manggung demi padel. Ini menunjukkan intensitas keterlibatan yang tinggi.

Bukti Digital dari Google Search 
Kecanduan ini terkonfirmasi dari data pencarian. Google Indonesia mencatat padel menjadi kategori olahraga yang paling banyak dicari di tahun 2025. 

Pencariannya sangat detail dan spesifik. Warga mencari informasi tentang sewa lapangan, harga raket, dan pakaian padel. Ini membuktikan minat masyarakat yang serius, bukan sekadar melihat tren.

Padel memiliki faktor kecanduan yang inheren. Olahraga ini mudah dipelajari, bahkan oleh pemula. Aturan yang sederhana dan lapangan berdinding menciptakan reli yang lebih lama dan seru. Aspek sosialnya juga sangat kuat, dimainkan ganda dan menjadi ajang networking.

Sensasi fun dan kompetitif ini memicu hormon kesenangan, mendorong pemain untuk kembali ke lapangan lagi dan lagi.

Ancaman Cedera dan Bigoreksia 

Di balik kesenangan, ada bahaya kecanduan yang jarang disadari. Bermain padel secara berlebihan tanpa istirahat dapat meningkatkan risiko cedera kronis. 

Dorongan untuk bermain terus-menerus bahkan bisa mengarah pada bigoreksia (kecanduan olahraga). Sejumlah pemain dilaporkan bermain padel walau dalam kondisi cedera.

Padel telah berubah menjadi lebih dari sekadar olahraga. Ia menjadi lifestyle urban dan simbol kebugaran modern. Lapangan padel kini sering menjadi tempat hangout dan membuat konten.

Ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang mencari aktivitas fisik sekaligus interaksi sosial. (Sumber: teritorial.com, Laporan Google Year in Search 2025.)