Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (1/10), dibuka di level Rp15.188 per dolar AS. Rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,32% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin, Senin (30/9) yang berada di level Rp15.140 per dolar AS.
Analis pasar mata uang Lukman Leong mengungkapkan pelemahan rupiah dipicu pernyataan bernada hawkish dari Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada konferensi National Association for Business Economics (NABE) di Nashville pada Senin (30/9), yang menyatakan The Fed tidak terburu-buru menerapkan pemotongan suku bunga acuan lebih lanjut karena melihat perkembangan ekonomi Amerika Serikat.
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah pernyataan hawkish dari Powell yang mengesampingkan potensi the Fed untuk kembali melakukan pemangkasan suku bunga secara jumbo," ujar Lukman kepada Media Indonesia, Selasa (1/10).
Baca juga : Nilai Tukar Rupiah Menguat Jelang Pidato Ketua The Fed Jerome Powell
Selain itu, pelemahan rupiah dipicu oleh penantian investor terhadap data inflasi ekonomi Indonesia per September 2024, yang diperkirakan kembali mengalami deflasi pada periode tersebut.
Terpisah, senior economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana meramalkan pada perdagangan rupiah hari ini mengalami depresiasi di kisaran Rp15.080-Rp15.280 per dolar AS.
"Ini karena pernyataan Gubernur The Fed, Powell bahwa penurunan fed fund rate tidak akan buru-buru," katanya.
Sentimen yang mempengaruhi rupiah juga datang dari data aktivitas manufaktur Indonesia atau Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global, yang diperkirakan akan mengalami kontraksi pada September 2024. (Z-11)