Profil Soeharto: Pahlawan Nasional yang Dibayangi Pro & Kontra

3 weeks ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Pahlawan Nasional yang Dibayangi Pro & Kontra Profil Soeharto, sosok yang diberi gelar Pahlawan oleh Prabowo Subianto.(Dok. South China Morning Post)

Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto pada upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional, 10 November 2025. Penganugerahan yang berlangsung di Istana Negara ini menambah deretan penghargaan kenegaraan bagi Soeharto, yang dikenal sebagai tokoh pembangunan dan pemimpin terlama dalam sejarah Indonesia modern.

Soeharto dikenal sebagai Presiden kedua Republik Indonesia yang memimpin selama lebih dari tiga dekade, dari tahun 1967 hingga 1998. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami kemajuan pesat di bidang ekonomi, pertanian, dan pembangunan infrastruktur. Namun, masa pemerintahannya juga diwarnai dengan berbagai kontroversi politik dan tudingan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Awal Kehidupan dan Karier Militer

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta, dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Masa kecilnya dilalui dengan sederhana. Ia menempuh pendidikan dasar di beberapa sekolah desa di Yogyakarta sebelum akhirnya masuk Sekolah Bintara di Gombong, Jawa Tengah.

Pada tahun 1940, Soeharto bergabung dengan Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL), tentara Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, ia resmi menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan berperan penting dalam berbagai operasi militer, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Naiknya ke Puncak Kekuasaan

Karier Soeharto menanjak cepat. Ia pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan menjadi salah satu tokoh kunci dalam penumpasan Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965.

Setelah menerima Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966, Soeharto mengambil alih kendali pemerintahan dan resmi dilantik sebagai Presiden RI pada Maret 1968.

Masa Orde Baru dan Keberhasilan Pembangunan

Di bawah rezim Orde Baru, Soeharto menjalankan program pembangunan nasional yang dikenal dengan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dan Trilogi Pembangunan: stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan hasil pembangunan.
Pada masa ini, Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan dan menerima penghargaan dari FAO pada 1986. Program Keluarga Berencana (KB), pendidikan, dan kesehatan masyarakat juga mengalami kemajuan.

Stabilitas ekonomi yang terjaga selama puluhan tahun membuat Soeharto dijuluki sebagai “Bapak Pembangunan” oleh MPR. Namun, keberhasilan tersebut juga menimbulkan ketergantungan pada kekuasaan yang tersentralisasi di bawah kendalinya.

Kontroversi dan Kejatuhan

Di balik keberhasilan pembangunan, masa pemerintahan Soeharto dipenuhi berbagai kontroversi besar yang hingga kini masih menjadi perdebatan, di antaranya:

  1. Penangkapan dan pembunuhan ribuan orang pasca peristiwa G30S tahun 1965, banyak di antaranya tanpa proses pengadilan yang sah.
  2. Pembungkaman kebebasan pers dan politik, termasuk pengawasan ketat terhadap media serta pelarangan partai politik di luar Golkar, PPP, dan PDI.
  3. Tragedi Tanjung Priok (1984) yang menewaskan banyak warga sipil akibat bentrok dengan aparat keamanan.
  4. Peristiwa Talangsari (1989) di Lampung, di mana operasi militer menewaskan dan menangkap puluhan warga sipil dengan tuduhan ekstremisme.
  5. Tindakan keras terhadap demonstrasi dan kritik, termasuk penangkapan aktivis dan pembatasan organisasi masyarakat.
  6. Kerusuhan Mei 1998 yang menelan banyak korban jiwa dan memunculkan isu kekerasan terhadap etnis Tionghoa.
  7. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan keluarga dan kroni dekatnya dalam bisnis serta proyek pemerintah.

Krisis moneter Asia tahun 1997 menjadi puncak tekanan ekonomi dan politik. Aksi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan masyarakat memaksa Soeharto mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998, menandai berakhirnya era Orde Baru.

Akhir Hayat dan Warisan

Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, akibat kegagalan multi organ. Ia dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. MPR kemudian menganugerahkan gelar kehormatan “Bapak Pembangunan Nasional” sebagai penghargaan atas jasanya dalam pembangunan Indonesia.

Namun hingga kini, sosok Soeharto masih menjadi perdebatan. Sebagian masyarakat menilai masa pemerintahannya sebagai periode keemasan dengan stabilitas dan kemakmuran. Sementara sebagian lain melihatnya sebagai masa kelam yang penuh pelanggaran HAM dan pembatasan kebebasan politik.

Warisan Soeharto tetap menjadi bab penting dalam sejarah Indonesia, antara kemajuan pembangunan dan kontroversi kekuasaan yang tak terlupakan. (dataindonesia.id/idsejarah.net/Z-10)

Read Entire Article