Diresmikan sejak tahun 2018, SMPN 60 Bandung hingga kini tak punya bangunan sendiri. Siswa yang terdaftar di sana, menebeng kelas ke SDN 192 Ciburuy, hingga menggelar terpal di taman lingkungan sekolah buat belajar sehari-hari.
Tapi, untuk belajar di luar dengan menggelar terpal, baru dilakukan sejak tahun 2022.
“Dari 2018 sampai 2021 tercukupi, karena kan covid juga. Jadi mereka PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), daring. Ketika 2022 baru ada moving class [belajar di luar ruangan kelas],” kata Humas SMPN 60 Bandung, Rita Nurbaini, saat ditemui kumparan, Rabu (2/10).
Rita mengatakan, belajar di luar ruang kelas dilakukan dengan menggelar terpal di taman sekolah. Awalnya, kata dia, hanya ada satu rombongan belajar (rombel) yang kebagian moving class, dan itu adalah kelas yang mendapat mata pelajaran olah raga.
Pada tahun 2022 itu, Rita menyebut total ada 8 rombongan belajar, sementara kelas yang bisa ditumpangi oleh SMPN 60 Bandung milik SDN 192 Ciburuy hanya 7 kelas.
“(tahun 2022) Kita rombelnya ada 8 kan, kelas ada 7. Yang satu olahraga itu yang moving class,” ungkapnya.
Pada tahun 2023, siswa yang masuk ke SMPN 60 Bandung kian bertambah. Sementara bangunan kelas tetap terbatas.
Sampai saat ini ada 288 siswa yang terdaftar di SMPN 60 Bandung dengan total 9 rombongan belajar.
Rita menyebut kegiatan belajar lesehan ini digelar bergiliran, sehari ada 2 rombel yang yang belajar dengan cara tersebut.
Rita menambahkan, kondisi keterbatasan ini dimaklumi oleh para peserta didik maupun wali mereka yang kebanyakan warga setempat. Sebab, SMPN terdekat di Kecamatan Regol, yakni SMPN 11, berjarak lumayan jauh dari kediaman mereka, sekitar 3,1 kilometer.
“Ya kalau ke negeri yang dekat kan ke 11, tapi sulit karena jauh lokasinya,” pungkasnya.