Suara-suara Anak Muda semakin Bergema di Ruang Konstitusi

1 month ago 17
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Suara-suara Anak Muda semakin Bergema di Ruang Konstitusi Ilustrasi(MI/Usman Iskandar)

DI ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK) yang khidmat, suara anak muda kini semakin sering terdengar. Mereka datang bukan dengan spanduk atau megafon, melainkan dengan naskah permohonan, bukti hukum, dan keyakinan bahwa perubahan bisa dimulai dari lembar konstitusi.

Berdasarkan data perkara yang dihimpun dari risalah sidang, putusan, dan rilis resmi MK sepanjang 2025,  terdapat puluhan permohonan uji materiil dan formil undang-undang (UU) yang diajukan oleh mahasiswa, baik secara individu maupun melalui organisasi kampus.

Dari isu lingkungan hidup hingga pendidikan, dari soal militer hingga hukum tata negara, para mahasiswa kini menjadikan MK sebagai ruang baru perjuangan demokrasi.

Salah satu perkara yang paling banyak diperbincangkan tahun ini adalah Perkara uji materi Pasal 222 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) oleh Empat mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Putusan itu berhasil dikabulkan oleh MK (MK) pada Kamis (2/1/) lalu. 

Dengan putusan ini, MK secara resmi menghapus ketentuan ambang batas pengusulan calon presiden dan wakil presiden atau presidential threshold dalam pemilu.

Enika Maya Oktavia sebagai pemohon mengatakan bahwa penting bagi mahasiswa untuk aktif dalam mengawal jalannya demokrasi yang sehat. Menurutnya, hal itu berdampak pada kualitas kebijakan yang memengaruhi kehidupan anak muda di masa depan 

“Dalam konteks gugatan yang diajukan kemarin, demokrasi sudah seharusnya memberikan ruang bagi munculnya gagasan-gagasan baru dan calon alternatif. Dengan adanya putusan ini, kami berharap sistem akan lebih terbuka, kami optimis akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih kreatif dan inovatif,” katanya saat dikonfirmasi pada Rabu (29/10).  

Selain itu, ada perkara Nomor 119/PUU-XXIII/2025 yang diajukan oleh dua mahasiswa, Leonardo Turnip dan Jovan Naibaho. Mereka menggugat Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH).

Leonardo mengatakan, pihaknya sejumlah pasal dalam UU tersebut justru melemahkan peran publik dalam menjaga lingkungan. Baginya, partisipasi publik dalam pembentukan hukum adalah syarat utama demokrasi yang sehat.

“Kami ingin negara tidak hanya bicara soal eksploitasi, tapi juga keberlanjutan. Lingkungan bukan sekadar sumber daya, tapi ruang hidup,” ujar Leonardo.

Sementara itu, Di bidang pendidikan ada Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) yang mencatatkan sejarahnya sendiri di MK. Mereka mengajukan uji materi terhadap UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) karena menilai jaminan dana pendidikan dalam undang-undang itu belum sepenuhnya berpihak pada keadilan sosial.

Permohonan itu menyoroti lemahnya komitmen negara dalam menjamin hak pendidikan yang setara dan inklusif bagi seluruh warga negara.

“Kami hanya ingin memastikan negara tidak abai terhadap amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata perwakilan LMID dalam berkas gugatannya

Gerakan dari Banyak Kampus

Gerakan konstitusional ini tak berhenti di situ. Dari Jakarta, Bandung, Surakarta, Yogyakarta hingga Makassar, nama-nama mahasiswa mulai menghiasi daftar perkara MK.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nasional, misalnya, tercatat sebagai pemohon dalam Perkara Nomor 154/PUU-XXIII/2025 yang menguji regulasi pilkada.

Sementara itu, kelompok mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) menantang UU Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI melalui Perkara Nomor 73/PUU/PAN.MK/AP3/04/2025, dengan alasan proses pembentukannya tidak memenuhi asas keterbukaan.

Permohonan tersebut diajukan oleh Moch Rasyid Gumilar, Kartika Eka Pertiwi, Muhammad Akmal Abdullah, Fadhil Wirdiyan Ihsan, dan Riyan Fernando. 

“Kami melakukan permohonan uji formil ini sebagai bentuk tanggung jawab akademik kami sebagai mahasiswa fakultas hukum,” kata Moch Rasyid Gumilar.
Ia menambahkan, permohonan tersebut juga bertujuan memastikan proses pembentukan undang-undang berjalan sesuai dengan konstitusi dan ketentuan hukum yang berlaku.

“Kami ingin memastikan proses pembentukan undang-undang dijalankan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang telah diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar dia menambahkan.

Mereka berharap ke depan semakin banyak anak muda yang berani untuk mendorong akuntabilitas legislasi di Indonesia dan membuka ruang bagi partisipasi publik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

Lebih lanjut, dalam Perkara Nomor 191/PUU-XXIII/2025, mahasiswa juga tercatat sebagai bagian dari kelompok pemohon yang menggugat UU Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pejabat Negara, dengan alasan ketentuan di dalamnya tidak lagi relevan dengan prinsip keadilan sosial.

Selain itu, ada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) juga tercatat aktif melalui Perkara Nomor 52/PUU-XXIII/2025, yang mempersoalkan konstitusionalitas Pasal 96 UU Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Permohonan tersebut diajukan pada Maret 2025 dan menjadi sorotan publik karena mendorong transparansi dalam proses legislasi.

Selain kasus-kasus tersebut, MK juga mencatat beberapa permohonan lain yang diajukan oleh kelompok mahasiswa lintas kampus, terutama yang berkaitan dengan UU Kejaksaan, UU MK, dan UU sektor publik lainnya seperti Minerba, Kesehatan, Kementerian Negara, Kejaksaan, Advokat hingga Lalu Lintas. (P-4)

Read Entire Article