Liputan6.com, Jakarta Ketika Igor Tudor mengambil alih kursi pelatih Juventus pada Maret lalu, banyak yang menganggapnya sekadar solusi sementara. Ia menggantikan Thiago Motta yang sebelumnya datang di awal musim, tapi gagal mempertahankan performa tim di paruh kedua. Situasi saat itu menuntut perbaikan cepat, baik di lapangan maupun di ruang ganti.
Perjalanan Juventus musim ini sebenarnya dimulai dengan catatan positif di bawah Motta. Sayangnya, grafik penampilan menurun drastis, diperparah oleh masalah internal yang mengganggu keharmonisan tim. Kondisi tersebut membuat manajemen merasa perlu melakukan perubahan segera.
Tudor hadir dengan misi mengembalikan ketajaman Juventus di level tertinggi. Ia memadukan penyesuaian taktik dengan sentuhan personal yang mempererat hubungan antar pemain. Hasilnya, Si...