INDONESIA menjadi contoh praktik transformasi digital dalam pendidikan melalui agenda Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024. Acara yang diselenggarakan pada 1-3 Oktober 2024 di Bali ini mempertemukan Indonesia dengan 56 peserta dari 20 negara dan 9 organisasi internasional.
Gateways sendiri merupakan adalah inisiatif global yang dijalankan bersama oleh UNESCO dan UNICEF untuk membantu negara-negara membangun dan meningkatkan platform pembelajaran digital publik. Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan publik meluas ke lingkungan digital dan online.
Director and Representative UNESCO Regional Office in Jakarta Maki Katsuno-Hayashikawa menyampaikan bahwa Indonesia telah menjadi pelopor inisiatif Gateways sejak awal. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim sendiri hadir dalam peluncuran inisiatif Gateways sebagai bagian dari Transforming Education Summit 2022 di New York, AS.
Baca juga : FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan
Maki mengaku saya sangat senang bahwa Indonesia dapat berbagi pengalaman dalam mendukung dan meningkatkan teknologi di bidang pendidikan.
“Selama tiga hari ke depan, Anda akan mempelajari cara negara menggunakan teknologi dan platform inovatif untuk mencapai kemajuan yang sangat penting, mulai dari mendukung guru dan siswa, hingga memberikan data yang lebih baik kepada sekolah dan menjadikan pengadaan pendidikan lebih efisien,” kata Maki dalam sambutannya pada pembukaan GSVI di Sanur, Bali, Selasa (1/10).
“Ini benar-benar sebuah kisah transformasi dan kita semua dapat mengambil pelajaran darinya,” imbuhnya.
Baca juga : Kolaborasi Global Kunci Penting untuk Dunia Pendidikan
Mengusung tema Lebih dari Intervensi Teknologi: Menavigasi Transformasi Pendidikan Indonesia, praktik baik Indonesia dalam mengembangkan ekosistem teknologi pendidikan di dalam payung kebijakan Merdeka Belajar menjadi materi diskusi oleh para peserta. Dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengembangkan berbagai platform dalam ekosistem pendidikan di bawah Kemendikbud-Rristek, khususnya untuk mendukung pelaksanaan Merdeka Belajar.
Maki mengatakan saat ini hanya sedikit negara yang memiliki tujuan yang jelas untuk mendukung pendidikan online. “Gateways adalah upaya untuk mengubah hal ini. Pendidikan publik perlu melewati batas digital, dan kami maju ke depan untuk mengeksplorasi bersama Indonesia dan Anda semua bagaimana hal ini dapat dicapai,” katanya.
UNESCO ingin memastikan bahwa ke depan, para guru mempunyai tempat untuk mendapatkan ide pelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Agar siswa dapat memperoleh dukungan untuk pelajaran membaca, matematika, dan sains.
“Pengamatan kami adalah masih banyak yang bisa dilakukan untuk mendukung pendidikan publik secara digital. Kami tahu bahwa banyak dari Anda adalah pemimpin dan pionir di bidang ini. Anda berinovasi untuk menjadikan alat digital sebagai sekutu pendidikan publik,” pungkasnya. (H-2)