
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa sebanyak 50 jenazah korban robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak evakuasi korban dimulai pada awal pekan lalu.
“Data hasil identifikasi hingga Jumat, 10 Oktober, mencatat sebanyak 50 jenazah telah berhasil dikenali,” ujar Abdul.
11 Jenazah dalam Proses Identifikasi
Abdul menambahkan bahwa tim DVI masih terus bekerja untuk mengidentifikasi 11 jenazah lainnya, termasuk lima potongan tubuh yang ditemukan secara bertahap oleh tim SAR gabungan di lokasi kejadian.
BNPB memastikan seluruh jenazah yang sudah teridentifikasi telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Sementara itu, sejumlah keluarga korban masih menunggu hasil identifikasi lanjutan di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, tempat tim DVI melakukan proses pencocokan data.
Rehabilitasi dan Audit Bangunan
Lebih lanjut, Abdul menyampaikan bahwa dalam rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, pemerintah memutuskan untuk melakukan pendampingan rehabilitasi bagi pihak pesantren dan korban terdampak.
Rapat tersebut juga menyepakati langkah audit terhadap material dan desain bangunan guna memastikan keamanan konstruksi dan mencegah terulangnya peristiwa serupa di kemudian hari.
“Sejumlah kementerian dan lembaga terkait akan memberikan rekomendasi teknis pembangunan serta mendampingi proses rehabilitasi agar lebih aman dan sesuai standar keselamatan,” jelas Abdul.