Gubernur Muhidin Pacu Perluasan Program MBG di Kalsel

Siswa penerima manfaat MBG di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (15/11/2025).(Antara)

Gubernur Kalimantan Selatan Muhidin menegaskan pentingnya memperluas Program Makan Bergizi Gratis hingga menjangkau 13 kabupaten/kota di Kalsel. 

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi yang dihadiri Forkopimda, Koordinator dan Satgas Pengawasan Program, SKPD, serta berbagai pihak terkait pada akhir pekan lalu.

Ia menegaskan perlunya menyatukan pemahaman agar seluruh pihak lebih cepat merespons persoalan di lapangan, termasuk penanganan insiden keamanan pangan yang pernah terjadi. Muhidin juga mengingatkan pentingnya langkah antisipatif untuk mencegah kembali munculnya masalah terkait keamanan pangan.

Ia meminta pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG untuk memenuhi seluruh persyaratan operasional termasuk sertifikasi, sementara Satgas MBG diminta bertanggung jawab atas keamanan pangan bagi penerima manfaat.

Gubernur juga menyoroti kelayakan makanan yang disiapkan pada malam hari untuk disajikan siang hari kepada siswa. Ia menyarankan agar pengolahan makanan tidak dipusatkan pada satu lokasi dengan jumlah besar, tetapi dibagi ke beberapa titik SPPG yang berdekatan dengan lokasi penerima manfaat untuk menjaga kualitas pangan.

Kondisi SPPG dan Kebutuhan Penambahan Fasilitas

Inspektur Pengawasan Daerah Polda Kalsel, Kombes Noviar, selaku Ketua Gugus Tugas MBG Kalsel, menyampaikan saat ini terdapat 177 unit SPPG yang telah mengantongi Surat Keputusan, namun baru 127 unit yang beroperasi. Ia menjelaskan perlunya penambahan SPPG terutama di wilayah 3T agar seluruh masyarakat dapat memperoleh program ini secara merata.

Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, menuturkan bahwa SPPG Polda yang tersebar di beberapa wilayah telah melayani 12.263 penerima manfaat. Ia menyampaikan penjelasan mengenai insiden keracunan yang terjadi. 

"Rakor ini penting karena sempat terjadi kasus keracunan. Berdasarkan hasil uji sampel di laboratorium forensik Surabaya, diketahui terjadi paparan bakteri dalam makanan," ungkap Kapolda. 

Ia menegaskan pentingnya langkah bersama jika insiden serupa terulang, termasuk pengamanan lokasi kejadian, pengambilan sampel makanan, dan prosedur penanganan lainnya. (DY)