JELANG musim hujan, BPBD Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), melakukan pemetaan daerah yang rawan banjir maupun longsor. Di Cilacap ada 21 kecamatan yang rawan banjir, sedangkan daerah rawan longsor tersebar di 12 kecamatan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Budi Setyawan mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"BPBD Cilacap telah menyiapkan berbagai kesiapsiagaan, termasuk pemetaan wilayah rawan bencana, penyiagaan peralatan, serta personel yang siap bertindak jika diperlukan," jelasnya pada Selasa (1/10).
Baca juga : Banjir Putuskan Jalan Nasional Cilacap-Pangandaran
Menurutnya, 12 kecamatan yang rawan terjadi tanah longsor, khususnya di wilayah Cilacap bagian barat yang didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan.
Faktor geografis dan kondisi tanah yang labil di wilayah tersebut meningkatkan risiko longsor saat hujan deras turun.
Sementara itu, wilayah yang rentan banjir tersebar di 21 kecamatan, terutama di dataran rendah seperti Sidareja, Kroya, dan sekitarnya.
Baca juga : Banjir Masih Ancam Banyumas Dan Cilacap
Menyikapi potensi bencana tersebut, BPBD Cilacap telah bergerak cepat dengan mempersiapkan peralatan dan personel. Budi menyatakan bahwa peralatan kebencanaan telah disiagakan di empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPBD yang tersebar di Majenang, Sidareja, Kroya, dan Cilacap Kota.
"Selain itu, BPBD juga menjalin kerja sama dengan unsur pemerintahan, sukarelawan, serta masyarakat melalui Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang akan aktif terlibat dalam penanganan bencana,"ujarnya.
BPBD Cilacap juga akan rutin melakukan pemantauan kondisi cuaca dan koordinasi dengan berbagai pihak. Informasi mengenai prakiraan curah hujan serta peringatan dini dari BMKG akan diperbarui secara berkala dan disampaikan kepada masyarakat di wilayah yang berisiko, agar potensi bencana dapat diantisipasi dengan cepat dan tepat. (LD/J-3)