
Banyak yang bertanya, islam ada berapa? Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa aliran atau mazhab yang memiliki pandangan berbeda tentang ajaran agama.
Meskipun umat Islam bersatu dalam Al-Qur’an dan Sunnah, perbedaan pemahaman muncul karena penafsiran terhadap teks agama. Artikel ini akan menjelaskan 7 aliran utama dalam Islam secara sederhana, lengkap dengan referensi dari Al-Qur’an dan hadits shahih. Yuk, simak!
Apa Itu Aliran dalam Islam?
Aliran dalam Islam adalah kelompok atau mazhab yang memiliki pandangan berbeda dalam memahami ajaran agama, terutama terkait akidah (keyakinan) dan fikih (hukum Islam). Meski berbeda, sebagian besar aliran ini tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah. Perbedaan biasanya muncul karena cara menafsirkan ayat atau hadits. Al-Qur’an sendiri mengajarkan persatuan, seperti dalam surah Ali Imran ayat 103:
Baca juga: Siapakah yang Tergolong Ahlussunnah wal Jamaah
Arab: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Latin: Wa’tashimū bihablillāhi jamī‘an walā tafarraqū
Terjemahan: “Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)
7 Aliran Utama dalam Islam
Berikut adalah 7 aliran utama dalam Islam yang memiliki pandangan berbeda, beserta penjelasan singkat:
1. Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni)
Ahlus Sunnah wal Jamaah, atau biasa disebut Sunni, adalah aliran terbesar dalam Islam. Mereka mengikuti Al-Qur’an, Sunnah Nabi Muhammad SAW, dan ijma (kesepakatan) para sahabat. Sunni memiliki empat mazhab fikih utama: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Mereka menekankan pentingnya mengikuti teladan Nabi, sebagaimana hadits shahih:
Arab: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ
Latin: Man ra’ā minkum munkaran falyughayyirhu biyadih
Terjemahan: “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya...” (HR. Muslim)
Baca juga: Ahlussunnah wal Jamaah, Dalil Keutamaan dan Maknanya
2. Syiah
Syiah adalah aliran yang meyakini bahwa kepemimpinan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW harus berasal dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Mereka sangat menghormati Ahlul Bait (keluarga Nabi). Syiah memiliki pandangan berbeda dalam beberapa hal, seperti tata cara salat dan puasa. Al-Qur’an menjadi dasar utama mereka, seperti ayat tentang Ahlul Bait:
Arab: إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
Latin: Innamā yurīdullāhu liyudhhiba ‘ankumur-rijsa ahlal-bait
Terjemahan: “Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlul Bait...” (QS. Al-Ahzab: 33)
Baca juga: Hubungan Ahlussunnah wal Jamaah dengan Assawadul Azham
3. Khawarij
Khawarij adalah aliran yang muncul pada masa Khalifah Ali. Mereka dikenal keras dalam memahami agama dan menganggap orang yang melakukan dosa besar bukan muslim. Pandangan ini berbeda dengan mayoritas umat Islam. Al-Qur’an mengajarkan untuk tidak mudah mengkafirkan, seperti dalam surah An-Nisa ayat 94:
Arab: فَتَثَبَّتُوا إِنَّ اللَّهَ كَانَ خَبِيرًا بِمَا تَعْمَلُونَ
Latin: Fatathabbatū innallāha kāna khabīran bimā ta‘malūn
Terjemahan: “Maka telitilah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa: 94)
Baca juga: Mengenal Imam Al-Asyari Pejuang Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah
4. Murjiah
Murjiah meyakini bahwa iman cukup dengan keyakinan di hati, tanpa perlu perbuatan. Mereka cenderung tidak menghakimi dosa seseorang. Pandangan ini berbeda dengan hadits yang menekankan pentingnya amal:
Arab: الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ شُعْبَةً
Latin: Al-īmānu bidh‘un wa sab‘ūna shu‘batan
Terjemahan: “Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh cabang...” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Read Entire Article