Ilustrasi(Dok Istimewa)
Memahami Arah Mata Angin dalam Budaya Jawa
Bagi wisatawan atau pendatang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, atau Jawa Timur, istilah arah mata angin dalam bahasa lokal seringkali membingungkan. Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah kulon itu arah mana? Pertanyaan ini wajar timbul karena masyarakat Jawa cenderung menggunakan orientasi arah mata angin absolut (utara, selatan, timur, barat) daripada orientasi relatif (kiri, kanan, depan, belakang) saat memberikan petunjuk jalan.
Secara harfiah, kulon berarti arah Barat. Dalam bahasa Indonesia baku, kulon adalah sinonim dari barat, tempat di mana matahari terbenam. Memahami istilah ini sangat krusial, terutama jika Anda sedang berkendara atau mencari lokasi tertentu di wilayah yang kental dengan budaya Jawa. Namun, pengetahuan tentang arah ini tidak berhenti pada terjemahan semata. Terdapat filosofi dan sistem pembagian arah yang lebih mendalam yang dikenal oleh masyarakat Jawa, yang membedakannya dengan sekadar penunjuk jalan biasa.
Empat Penjuru Utama: Lor, Kidul, Wetan, Kulon
Untuk menguasai orientasi arah di Jawa, Anda tidak hanya perlu mengetahui jawaban dari kulon itu arah mana, tetapi juga tiga arah utama lainnya. Masyarakat Jawa membagi empat penjuru utama yang sering disingkat atau dirangkai dalam percakapan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
- Lor (Utara): Arah ini biasanya diasosiasikan dengan gunung (di beberapa wilayah seperti Yogyakarta yang memiliki Gunung Merapi di sisi utara) atau arah 'atas' dalam peta konvensional.
- Kidul (Selatan): Lawan dari Lor. Dalam konteks budaya Jawa, khususnya di Yogyakarta, arah ini identik dengan Laut Selatan atau Segara Kidul.
- Wetan (Timur): Asal kata ini berkaitan dengan 'wiwitan' atau permulaan, merujuk pada arah terbitnya matahari.
- Kulon (Barat): Seperti yang telah dibahas, ini adalah arah matahari terbenam.
Penggunaan istilah ini sangat mendarah daging. Misalnya, jika Anda bertanya di mana letak sebuah warung makan, warga lokal mungkin akan menjawab, "Warungnya ada di sebelah wetan bangjo (lampu merah)." Jika Anda tidak memahami konsep ini, Anda mungkin akan kesulitan menavigasi jalanan meskipun sudah menggunakan bantuan peta digital.
Filosofi Kiblat Papat Lima Pancer
Pengetahuan tentang arah dalam budaya Jawa tidak sekadar geografis, melainkan juga memiliki dimensi spiritual dan filosofis yang disebut Kiblat Papat Lima Pancer. Konsep ini mengajarkan keseimbangan hidup manusia dengan alam semesta. Berikut adalah rincian filosofisnya:
- Timur (Wetan): Dilambangkan dengan elemen air dan warna putih. Ini melambangkan kelahiran atau permulaan hidup.
- Selatan (Kidul): Dilambangkan dengan elemen api dan warna merah. Ini sering dikaitkan dengan energi, darah, dan semangat.
- Barat (Kulon): Dilambangkan dengan elemen angin dan warna kuning. Arah ini sering dikaitkan dengan keinginan atau nafsu yang harus dikendalikan.
- Utara (Lor): Dilambangkan dengan elemen tanah dan warna hitam. Ini menyimbolkan kekuatan fisik dan kekokohan.
- Pancer (Tengah): Pusat dari segalanya, yaitu diri manusia itu sendiri atau hati nurani yang mengontrol keempat arah nafsu tersebut.
Dengan memahami filosofi ini, kita menjadi tahu bahwa pertanyaan sederhana seperti "kulon itu arah mana" sebenarnya memiliki akar budaya yang dalam. Arah barat atau kulon bukan hanya tempat matahari tenggelam, tetapi juga simbol dari siklus kehidupan yang terus berputar.
Tips Menentukan Arah Tanpa Kompas di Jawa
Jika Anda tersesat dan tidak membawa kompas atau ponsel Anda kehabisan daya, Anda bisa menggunakan kearifan lokal atau tanda-tanda alam untuk menentukan arah kulon (barat) dan lainnya. Berikut adalah beberapa tips praktis:
1. Perhatikan Posisi Matahari
Ini adalah cara paling purba namun paling akurat. Matahari selalu terbit dari wetan (timur) dan terbenam di kulon (barat). Jika Anda berada di luar ruangan pada pagi hari, bayangan tubuh Anda akan jatuh ke arah kulon. Sebaliknya, pada sore hari, bayangan akan jatuh ke arah wetan.
2. Mengamati Masjid
Di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa, bangunan masjid selalu memiliki mihrab yang menghadap ke arah Kiblat. Karena letak geografis Indonesia, arah Kiblat berada di barat agak serong ke utara (Barat Laut). Jadi, jika Anda melihat masjid, bagian depannya (tempat imam) mengarah ke kulon (barat). Ini adalah patokan yang sangat mudah ditemukan di setiap desa atau kota di Jawa.
3. Gunakan Landmark Alam
Di kota-kota tertentu, gunung menjadi patokan arah yang pasti. Di Yogyakarta dan Surakarta, Gunung Merapi berada di sisi Lor (Utara). Jika Anda bisa melihat puncak Merapi di depan Anda, berarti punggung Anda menghadap ke Kidul (Selatan), tangan kanan Anda adalah Wetan (Timur), dan tangan kiri Anda adalah Kulon (Barat).
Mengapa Orang Jawa Jarang Menggunakan "Kiri" dan "Kanan"?
Fenomena unik yang sering ditemui pendatang adalah keengganan orang Jawa (terutama generasi tua) menggunakan istilah "kiri" dan "kanan" saat menunjukkan jalan. Alasannya adalah karena kiri dan kanan bersifat relatif. Sisi kanan Anda saat menghadap utara akan berubah menjadi sisi kiri saat Anda berbalik menghadap selatan.
Sebaliknya, arah mata angin seperti kulon dan wetan bersifat absolut. Tidak peduli ke mana pun tubuh Anda menghadap, arah barat akan selalu berada di barat. Hal ini meminimalisir kesalahpahaman dalam navigasi jarak jauh. Oleh karena itu, membiasakan diri dengan istilah Lor, Kidul, Wetan, dan Kulon akan sangat membantu Anda beradaptasi dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Kesimpulannya, saat Anda bertanya kulon itu arah mana, jawabannya adalah Barat. Namun, di balik satu kata tersebut, tersimpan sistem navigasi yang presisi dan filosofi budaya yang kaya. Semoga panduan ini bermanfaat bagi Anda yang sedang menjelajahi keindahan Pulau Jawa.

16 hours ago
1





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377050/original/026970200_1760074385-IMG_8595-01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369745/original/043897200_1759479019-Screenshot__72_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376308/original/081655500_1759999439-Anggota_Alzheimer_s_Indonesia_memberikan_peragaan_tentang_poco-poco_ceria.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5142849/original/091530300_1740474739-Mengurangi_Stres.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5377312/original/048394600_1760088267-iPhone_17_Series_01.jpeg)
![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Wamenkes Baru dan Eliminasi Tuberkulosis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y0KuB7erhDJ6TbtDuKZCqONsZYw=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376817/original/095760700_1760054336-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_4.52.47_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377388/original/098732100_1760092765-Antrian_pelanggan_untuk_pre-order_iPhone_17_-_iBox_Summarecon_Mall_Serpong.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5351729/original/047342300_1758083270-image_2025-09-17_112741125.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3443990/original/029997800_1619751921-elsie-zhong-agevLQdxwts-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378666/original/019339600_1760272336-WhatsApp_Image_2025-10-12_at_09.27.07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5106905/original/096442900_1737628697-Samsung-Mobile-Galaxy-S25-series-Galaxy-Unpacked-2025-Photos-of-Experience-Zone_main13.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378200/original/050004300_1760220805-irak_-_indo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328603/original/087840900_1756261928-szabo-viktor-UfseYCHvIH0-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355001/original/075220800_1758270927-boliviainteligente-tnVDpxUW6og-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314514/original/078809300_1755088863-WhatsApp_Image_2025-08-13_at_19.27.39.jpeg)