Ledakan di Ibu Kota Libanon, Serangan Israel Tewaskan Komandan Tinggi Hizbullah

Ilustrasi.(AFP/FADEL ITANI)

HIZBULLAH pada Minggu (23/11) mengonfirmasi bahwa salah satu komandan senior mereka, Ali Tabatabai, tewas akibat serangan Israel yang menghantam ibu kota Libanon, Beirut. 

Dalam keterangannya, kelompok itu menyebut Tabatabai sebagai seorang komandan militer kunci dan juga menyampaikan bahwa empat anggotanya turut menjadi korban dalam serangan tersebut.

Militer Israel pada Minggu (23/11) pagi menyatakan bahwa mereka menargetkan Tabatabai dalam operasi di wilayah pinggiran Beirut Selatan, meskipun kesepakatan gencatan senjata telah diberlakukan sejak November 2024. 

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia menyetujui operasi itu berdasarkan rekomendasi Menteri Pertahanan Israel Katz dan Kepala Staf Eyal Zamir, sambil menuduh Tabatabai memimpin peningkatan dan persenjataan Hizbullah.

Sejak gencatan senjata, Israel tetap melakukan sejumlah serangan ke wilayah Beirut Selatan, termasuk serangan terakhir pada bulan Juni. Kementerian Kesehatan Libanon mencatat bahwa serangan terbaru ini menewaskan lima orang dan melukai 28 lainnya.

Ketegangan di Libanon Selatan terus meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Militer Israel memperbanyak serangan udara hampir setiap hari, yang menurut mereka ditujukan kepada anggota dan fasilitas Hizbullah. 

Data dari Kementerian Kesehatan Libanon menunjukkan bahwa sejak gencatan senjata dimulai pada 27 November 2024, sedikitnya 331 orang tewas dan 945 lainnya terluka akibat tembakan Israel. 

Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melaporkan lebih dari 10.000 pelanggaran udara dan darat oleh Israel.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, tentara Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Libanon Selatan pada Januari ini. Namun, hingga kini baru sebagian pasukan yang ditarik, dan Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan. (Anadolu/I-3)