Operasi SAR Ditutup, Pemkab Cilacap Kini Fokus Huntara untuk Pengungsi

Pemkab Cilacap, Jawa Tengah, resmi mengakhiri operasi pencarian dan pertolongan korban tanah longsor di Desa Cibeunying.(MI/Lilik Darmawan)

Pemkab  Cilacap, Jawa Tengah, resmi mengakhiri operasi pencarian dan pertolongan korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, setelah berlangsung selama sepuluh hari. 

Keputusan penutupan operasi diumumkan pada Sabtu (22/11) pukul 16.00 WIB, setelah keluarga dua korban yang belum ditemukan menyatakan ikhlas dan menandatangani persetujuan penghentian pencarian.

Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman mengatakan bahwa penutupan operasi dilakukan sepenuhnya atas dasar kesepakatan keluarga. “Keluarga dua korban yang belum ditemukan telah menyampaikan keikhlasan. Dengan itu, operasi kami tutup,” ujarnya.

Menurut Syamsul, seluruh tahapan pencarian telah dijalankan sesuai standar operasi pencarian dan pertolongan. Masa pencarian yang dimulai tujuh hari pertama kemudian diperpanjang tiga hari hingga mencapai total 10 hari operasi. Selama itu, tim gabungan mengerahkan alat berat, menggali secara manual, dan memetakan area longsor secara intensif. Meski upaya maksimal sudah dilakukan, dua korban yakni Maysarah Salsabila, 14 dan Vani Hayati Lanjarsari, 12, belum berhasil ditemukan. 

MENGALIHKAN PRIORITAS
Dengan berakhirnya operasi SAR, Pemkab Cilacap kini mengalihkan prioritas pada pemulihan pascabencana, khususnya pembangunan hunian sementara (huntara). Syamsul mengatakan pihaknya bersama BNPB telah menyiapkan lahan seluas 3,9 hektare untuk pembangunan sekitar 240 unit huntara.

“Target kami, pembangunan sudah bisa dimulai bulan ini. Minimal 50 unit terlebih dahulu. Kami pastikan prosesnya berjalan cepat,” jelasnya.

Huntara yang dibangun dirancang sebagai hunian bertumbuh dan ditempatkan pada lokasi yang sama dengan rencana hunian tetap (huntap). Setiap unit huntara diperkirakan selesai dalam satu minggu pengerjaan. 

“Jika percepatan dilakukan, seluruh huntara dapat diselesaikan kurang dari tiga bulan. Setelah itu, kami ajukan pembangunan huntap kepada Menteri Keuangan melalui BNPB,” tambahnya.

ASESMEN GEOLOGI
Sebelum pembangunan dimulai, tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan melakukan asesmen geologi untuk menentukan kawasan yang wajib direlokasi. 

Hasil asesmen menjadi dasar penerbitan SK Bupati sebagai syarat administratif pembangunan huntara maupun huntap. Setidaknya 16 rumah yang terdampak langsung telah masuk daftar prioritas relokasi.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Cilacap Muhammad Abdullah selaku SAR Mission Coordinator menyampaikan permohonan maaf sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. “Operasi SAR hari ke-10 kami nyatakan selesai dan ditutup. Dua korban tidak ditemukan, masing-masing di lokasi A dan B,” katanya. (E-2)