Pemukim Ilegal Israel Serang Warga Kristen Palestina, Dubes AS: Preman Teroris

Pemukim ilegal Israel.(Al Jazeera)

DUTA Besar AS untuk Israel mengecam pemuda Israel sebagai preman teroris setelah serangan baru-baru ini di suatu desa Kristen di Palestina. Mike Huckabee menyatakan serangan itu sebagai terorisme. 

Ia mengeklaim para pelaku datang ke sana untuk menciptakan kekacauan. Komentar tersebut dilontarkan setelah sejumlah pemuda bertopeng terlihat membakar rumah dan kendaraan warga Palestina, termasuk di Taybeh, kota Kristen Palestina yang terkemuka.

Serangan itu tampaknya merupakan respons terhadap meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut. Ini menyebabkan beberapa politisi Israel mengeklaim negara telah kehilangan kendali.

Sementara itu, Israel meningkatkan serangan udaranya di Jalur Gaza setelah mengeklaim beberapa pasukannya diserang di selatan daerah kantong itu, dekat Khan Younis, awal pekan ini.

Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan mengambil tindakan yang sangat tegas terhadap kerusuhan yang menargetkan tentara IDF dan warga Palestina.

Kepala Staf IDF Eyal Zamir mengatakan serangan itu melewati batas merah dan mengalihkan perhatian pasukan dari menjalankan misi mereka.

Namun, serangan terhadap Taybeh khususnya memicu respons keras dari Huckabee yang juga seorang pendeta evangelis yang ditahbiskan dan pendukung lama Israel.

"Orang Israel juga dapat melakukan terorisme. Namun, kebanyakan dari mereka bukanlah pemukim asli yang tinggal di sana," katanya kepada News Nation.

"Jumlah mereka sangat kecil, kebanyakan anak muda, yang marah dan tidak puas. Mereka adalah preman. Banyak dari mereka bahkan tidak tinggal di Yudea dan Samaria. Mereka datang ke sana untuk menciptakan kekacauan."

Ia melanjutkan, "Ini masa yang sangat menegangkan. Kami tidak ingin berpura-pura tidak ada masalah." 

"Satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian adalah dengan keadilan yang setara. Kejahatan adalah kejahatan, terorisme adalah terorisme, siapa pun pelakunya, mereka harus diberi hukuman dan dengan tegas."

Beberapa penangkapan dilakukan minggu ini sebagai akibat dari serangan tersebut, tetapi belum ada dakwaan yang terungkap.

Komentar Huckabee muncul setelah terungkap bahwa duta besar Israel bertemu dengan mata-mata Israel yang dihukum, Jonathan J. Pollard.

Pollard menghabiskan 30 tahun di penjara karena spionase, tetapi mengatakan kepada NBC News bahwa pertemuan itu bersifat pribadi dan tidak dilakukan secara diam-diam.

Ia mengatakan inti dari pertemuan tersebut, yang berlangsung di Kedutaan Besar AS di Jerusalem pada Juli, yaitu mengucapkan terima kasih kepada duta besar atas upaya baginya selama ditahan.

Sebagai mantan analis intelijen Amerika, Pollard terbukti memberikan dokumen keamanan penting kepada intelijen Israel pada 1980-an.

Ia pindah ke negara itu pada 2020 setelah menjalani hukuman penjara yang panjang.

Sekretaris pers Karoline Leavitt mengakui pada Kamis bahwa Gedung Putih tidak mengetahui pertemuan tersebut, tetapi Presiden Donald Trump mendukung duta besar. (GB News/I-2)