Peringati Hari Armada 2025, Group Band Lawang Pitu Gelar Konser Gebrak Kota Tegal

Penggemar group Band Lawang Pintu menyaksikan konser di G. Spot Citywalk, Kota Tegal, Sabtu (22/11).(MI/Supardji Rasban)

MEMPERINGATI Hari Armada RI Tahun 2025, grup band heavy metal legendaris, Lawang Pitu, menggebrak Kota Tegal, Jawa Tengah (Jateng), dengan gelaran konser intim kolaborasi dengan sejumlah legenda rock lainnya.

Konser digelar di G. Spot Citywalk, Kota Tegal, Sabtu (22/11) malam. Sebelumnya, pada Sabtu sore, Lawang Pitu meluncurkan album kedua mereka di Markas Komando (Mako) Lanal Tegal sekaligus menggelar jumpa pers.

Dan Lanal Tegal, Kolonel (Laut) Taufiqurochman, mengaku terhormat bisa berkolaborasi sekaligus menghadirkan group band aliran musik keras atau rock  di Kota Tegal yang juga dikenal dengan sebutan Kota Bahari. 

“Ini adalah kolaborasi yang sangat baik. Dalam memperingati Hari Armada Tahun ini, kita memang sengaja mengundang group band Lawang Pitu untuk menghibur warga Kota Tegal dan sekitarnya,” ujar Taufiqurochman, yang ikut dalam jumpa pers. 

Personel Band Lawang Pitu, Asisi Basuki  yang memegang gitar bass, menjelaskan nama Lawang Pitu menggambarkan tentang membuka rezeki dari Tujuh Penjuru Pitu (membuka pintu ke tujuh penju/arah)

"Lawang itu berarti pintu, jadi Lawang Pitu kita mengartikan adalah tujuh pintu itu banyak banget. Kita kan di Indonesia mengenal tujuh bulan tujuh langit. Dari ke-Tujuh itu mudah mudahan membawa rezeki bagi kita kita semua," ujar Asisi Basuki. 

Konser yang berlangsung sekitar 3 jam ini, membawakan 21 lagu, salah satunya lagu terbaru Lawang Pitu, yaitu lagu "Lahir Untuk Jadi Pemenang".

Seorang penggemar Band Lawang Pitu, Dhanu, 37, mengaku senang bisa menikmat sejumlah lagu lawas Lawang Pitu. “Iya, senang mendengarkan lagu-lagu yang memang jadi kesukaan saya,” ujar Dhanu, warga Kota Tegal, yang menyaksikan dengan sejumlah rekannya.

Sebagai tambahan informasi, Lawang Pitu dikenal karena konsistensi mereka dalam membawakan musik rock dan metal serta sering mengangkat isu-isu sosial dalam lirik lagu mereka, seperti yang terlihat pada single Dagelan. (E-2)