Perisai Chernobyl Rusak Parah, IAEA Peringatkan Ancaman Radiasi

Gambar yang diambil pada April 2020 memperlihatkan kebakaran hutan di zona eksklusif Chernobyl, Ukraina.(AFP/ Volodymyr Shuvayev)

BADAN Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa perisai pelindung di lokasi bencana nuklir Chernobyl, Ukraina tidak lagi dapat menjalankan fungsi utamanya. Perisai Chernobyl rusak akibat serangan nirawak pada Februari lalu.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat (5/12) waktu setempat, IAEA menyebut lapisan pelindung raksasa bernama New Safe Confinement (NSC) mengalami kerusakan signifikan. Struktur baja yang menutupi reruntuhan reaktor nomor 4 itu dilaporkan telah kehilangan fungsi keselamatannya, termasuk kemampuan menahan radiasi.

Ukraina menuding Rusia berada di balik serangan drone pada 14 Februari yang memicu kebakaran dan merusak bagian NSC, namun Kremlin membantah tuduhan tersebut.

IAEA menjelaskan bahwa meski perbaikan darurat terbatas telah dilakukan pada bagian atap, kerusakan tersebut membutuhkan renovasi besar agar tidak semakin memburuk. "Pemulihan komprehensif dan tepat waktu sangat penting untuk memastikan keselamatan nuklir jangka panjang," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.

Grossi juga menekankan bahwa tidak ada kerusakan permanen pada bagian struktur penahan beban maupun sistem pemantauan NSC. IAEA yang menempatkan tim permanen di lokasi memastikan dukungan penuh terhadap upaya pemulihan total.

Chernobyl Sempat Diduduki Rusia

Chernobyl kembali menjadi perhatian publik di tengah perang Rusia-Ukraina yang hampir memasuki tahun keempat. Pada awal invasi 2022, pasukan Rusia sempat menduduki kawasan pembangkit nuklir tersebut dan menahan pekerja di sana sebelum mundur sebulan kemudian.

NSC merupakan struktur baja raksasa berbentuk lengkung yang dirancang untuk menutup reaktor nomor 4, lokasi ledakan besar tahun 1986 yang menjadi bencana nuklir terburuk dalam sejarah modern.

Sebagai struktur bergerak terbesar di dunia, pembangunan NSC dimulai pada 2010 dan selesai pada 2019. Perisai ini dirancang bertahan selama sekitar 100 tahun guna mendukung proses pembersihan jangka panjang dan mengamankan area tersebut.

Proyek tersebut menelan biaya sekitar €2,1 miliar dan didanai lebih dari 45 negara serta organisasi internasional melalui Chernobyl Shelter Fund.

Pada 26 April 1986, atau saat Ukraina masih berada dalam Uni Soviet, reaktor Chernobyl nomor 4 meledak dan menyebarkan material radioaktif hingga Belarus dan sebagian wilayah Eropa. Lebih dari 30 orang tewas di sekitar Pripyat, sementara ribuan lainnya terdampak radiasi. Laporan tingkat kanker dan cacat lahir di kawasan tersebut masih tinggi menurut IAEA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kerusakan terbaru pada NSC sekarang, semakin menambah kekhawatiran tentang keamanan situs Chernobyl, hampir empat dekade setelah tragedi tersebut mengguncang dunia. IAEA menegaskan perlunya renovasi besar untuk menjamin keselamatan jangka panjang bagi generasi mendatang. (CNN/M-1)