Ilustrasi(Antara)
DI tengah riuh dunia yang bergerak semakin cepat, ketika teknologi mengatur ritme zaman dan modal mengalir melampaui batas-batas negara, Indonesia menenangkan diri sejenak dan menatap pada wajah-wajah kecil yang esok hari akan memikul beban sejarah. Dalam hembusan itulah lahir sebuah kebijakan yang tampak sederhana namun sarat makna: Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pembangunan Sejati
Kebijakan ini, pada lapis permukaannya, mungkin serupa program sosial lainnya, intervensi rutin negara terhadap kebutuhan dasar rakyat. Namun di kedalaman maknanya, MBG adalah wujud tekad bahwa peradaban tidak dibangun dari rel baja dan menara industri saja, tetapi dari anak-anak yang mampu membaca masa depan dengan mata jernih dan perut yang tidak kosong.
Jeffrey Sachs dalam The Price of Civilization mengingatkan, pembangunan sejati bukan sekadar mengejar pertumbuhan, melainkan memulihkan harkat manusia di tengah dunia yang terlalu sering melupakan manusia itu sendiri. Program MBG, dengan kesederhanaannya, justru menghadirkan kembali kemanusiaan sebagai pusat pembangunan.
Meski tujuan akhirnya adalah jangka panjang, denyutnya pada ekonomi jangka pendek sangat nyata.
Berdasarkan simulasi dampak ekonomi yang saya lakukan, MBG berpotensi mendongkrak PDB sekitar 0,42% dalam dua tahun, menciptakan 650 ribu sampai 1 juta lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung, dan menambah nilai ekonomi Rp 70 triliun bagi petani, industri pangan, logistik, dan jasa lokal.
Permintaan kredit meningkat Rp 23–32 triliun memperkuat UMKM pangan dan rantai pasok domestik. Artinya, sejak hari pertama pelaksanaannya, MBG telah memperlihatkan wajahnya sebagai penggerak ekonomi, mulai dapur bekerja, petani menanam dengan kepastian pasar, usaha mikro pangan memperoleh stabilitas pendapatan, dan ekosistem logistik daerah kembali hidup.
Tetapi denyut jangka pendek ini hanyalah gelombang kecil, dibandingkan gelombang besar jangka panjang yang hendak kita bangun. Sebab inti dari MBG bukan hanya berapa banyak uang yang berputar, tetapi pada kualitas manusia yang sedang dibentuk. Dalam fungsi produksi Cobb–Douglas, modal manusia (H) adalah variabel yang mengangkat produktivitas secara permanen, bukan sementara.
Dalam model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model), peningkatan fisik dan modal akhirnya mencapai titik jenuh, dan hanya kemajuan teknologi serta peningkatan kualitas manusia yang mampu menggeser tingkat jenuh (steady-state) ke tingkat yang lebih tinggi. Bahkan dalam kerangka pertumbuhan endogen, modal manusia menciptakan spillover inovasi yang membuat pertumbuhan tidak lagi berhenti, tetapi terus menerus diperbarui oleh ide, kreativitas, dan pengetahuan.
Nutrisi bukan sekadar makanan, melainkan teknologi pembangunan yang bekerja dalam senyap namun mendalam, membentuk otak yang kuat, kapasitas belajar yang tinggi, dan masyarakat yang lebih produktif di masa depan. Dengan gizi yang lebih baik, bangsa ini sedang memperkuat absorptive capacity-nya atau kemampuan menerima, memahami, mengolah, dan menciptakan teknologi baru sehingga industrialisasi datang, rakyat tidak hanya menonton, tetapi menjalaninya dengan percaya diri sebagai pelaku utama.
Namun kita tidak boleh menutup mata. Program berskala raksasa seperti ini tidak bebas risiko. MBG menuntut distribusi bahan pangan yang luas dan kompleks yang rentan terhadap penyimpangan harga, kualitas bahan baku yang tidak konsisten, logistik yang tersendat, bahkan potensi kuantitas makanan yang berbeda antara daerah maju dan daerah tertinggal.
Ada risiko keamanan pangan, mulai dari penanganan makanan yang kurang higienis, rantai pendingin yang terputus, hingga mutu gizi yang tidak sesuai standar. Ada pula kemungkinan rent-seeking dari oknum yang mencoba mengambil keuntungan dari suplai pangan massal. Dalam konteks fiskal, ada kekhawatiran bahwa pembiayaan yang besar dapat menggeser prioritas lain jika tidak dikelola dengan disiplin anggaran yang kuat.
Secara implementasi, sistem monitoring yang tidak rapat dapat menimbulkan variasi kualitas antarwilayah, sehingga esensi keadilan sosial dalam program ini bisa terganggu. Namun kekurangan dan risiko itu bukanlah alasan untuk mundur, melainkan undangan untuk menyempurnakan. Pemerintah telah menegaskan komitmen zero tolerance terhadap risiko yang menyangkut keselamatan anak-anak bahwa tidak boleh ada ruang sekecil apa pun bagi penyimpangan, kontaminasi, atau mutu gizi yang rendah.
Solusinya harus bersifat sistemik, standarisasi menu nasional yang tetap fleksibel pada keragaman daerah, sertifikasi pangan dan dapur produksi, audit berkala oleh dinas kesehatan, digitalisasi monitoring berbasis geotag, pelibatan koperasi dan UMKM daerah agar distribusi lebih dekat dengan sumber produksi, hingga skema insentif bagi sekolah dan daerah yang mampu menjaga kualitas secara konsisten.
Sistem pengawasan juga harus melibatkan orang tua, masyarakat lokal, dan bahkan platform digital yang memungkinkan pelaporan cepat terhadap keluhan, foto makanan, dan kualitas distribusi di lapangan. Ini adalah upaya kolektif untuk menegakkan kualitas, karena yang dipertaruhkan bukan sekadar program pemerintah, tetapi keselamatan dan masa depan anak-anak kita.
Jangka Panjang Program MBG
Pada akhirnya, makna terdalam dari MBG adalah jangka panjang, bukan pada berapa triliun yang berputar hari ini, tetapi seberapa besar produktivitas yang meningkat 20 tahun dari sekarang. Nutrisi usia dini meningkatkan IQ, memperbaiki kontrol emosi, meningkatkan kapasitas belajar, dan memperluas peluang mobilitas sosial.
Penurunan stunting saja dapat meningkatkan PDB jangka panjang hingga 0,6% setiap tahunnya. Setiap anak yang makan dengan layak adalah satu investasi yang akan kembali dalam bentuk tenaga kerja yang lebih produktif, inovator yang lebih haus pengetahuan, dan warga negara yang lebih percaya diri menghadapi zaman.
Di sinilah MBG menyatu dengan ekosistem yang lebih besar dengan berdirinya Sekolah Rakyat yang meratakan kesempatan, Sekolah Garuda yang mencetak talenta unggul, industrialisasi yang menyerap tenaga terampil, dan koperasi desa yang memperkuat struktur ekonomi rakyat.
Semuanya adalah simpul dari satu benang merah yakni meningkatkan martabat manusia Indonesia. Maka pada titik ini, keberanian bangsa tidak diukur dari megaproyek yang tampak di televisi, tetapi dari kesediaannya memastikan bahwa setiap anak makan dengan baik. Sebab peradaban tak pernah lahir dari perut kosong.
Pada saat kita menyaksikan generasi baru melangkah ke pabrik-pabrik modern, laboratorium riset, ruang operasi, pusat data digital, dan meja perundingan internasional, kita akan menyadari perjalanan panjang itu dimulai dari sesuatu yang sangat sederhana yakni sepiring makanan bergizi yang hadir tepat saat seorang anak membutuhkannya.
Dari dapur yang hangat itu, tangan-tangan yang menyiapkan makanan dengan cinta, piring sederhana yang tak pernah dianggap monumental namun di sanalah peradaban Indonesia sesungguhnya mulai tumbuh.
Melebihi dari Segala Bentuk Investasi Fisik
Esensi pembangunan tidak diukur dari capaian jangka pendek, melainkan dampak yang akan dirasakan dalam dua atau tiga dekade. Program MBG tidak akan langsung menaikkan indikator ekonomi jangka pendek sebesar pembangunan infrastruktur raksasa, tetapi ia mempengaruhi sesuatu yang jauh lebih mendasar yakni struktur produktivitas di masa depan.
Ini adalah investasi dengan tingkat pengembalian paling tinggi dan paling berkelanjutan. Bahkan, lebih tinggi daripada investasi fisik apa pun karena menciptakan manusia yang mampu mendermakan inovasi, bukan hanya menjalankan mesin. Dan ketika sejarah menuliskan kembali langkah bangsa ini, mungkin ia akan berkata bahwa Indonesia tidak hanya membangun jalan, pelabuhan, dan pabrik, tetapi membangun manusia sebagai bangunan terpentingnya.
Bahwa kita memilih menanam benih di tanah yang paling subur, masa kecil anak-anak kita serta bangsa ini dengan segala keterbatasannya, tetap memilih jalan yang penuh welas asih dan keberanian. Jalan yang menuntun pada generasi yang tidak sekadar menjadi penonton perubahan, tetapi menjadi penulis babak baru sejarahnya sendiri.
Fithra Faisal Hastiadi
(Dosen FEB UI, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah)

1 week ago
6





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5357242/original/017691500_1758523929-IMG_20250922_110751_383.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276828/original/024798900_1751964665-WhatsApp_Image_2025-07-08_at_14.47.05.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377050/original/026970200_1760074385-IMG_8595-01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373448/original/026858900_1759822492-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_10.03.07.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369104/original/016390500_1759419694-WhatsApp_Image_2025-10-02_at_14.06.06.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372786/original/063502200_1759763740-WhatsApp_Image_2025-10-06_at_19.06.48_b3aa4b10.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5377312/original/048394600_1760088267-iPhone_17_Series_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5371392/original/001361000_1759651139-JWC_2025_0.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5368928/original/033694500_1759400122-WhatsApp_Image_2025-10-02_at_16.54.13__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369745/original/043897200_1759479019-Screenshot__72_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372596/original/015905500_1759746592-Legion_Pro_5i_02.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366183/original/028563300_1759219654-Xiaomi_17_Pro_dan_17_Pro_Max.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5142849/original/091530300_1740474739-Mengurangi_Stres.jpg)
![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Wamenkes Baru dan Eliminasi Tuberkulosis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y0KuB7erhDJ6TbtDuKZCqONsZYw=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376817/original/095760700_1760054336-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_4.52.47_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376308/original/081655500_1759999439-Anggota_Alzheimer_s_Indonesia_memberikan_peragaan_tentang_poco-poco_ceria.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3443990/original/029997800_1619751921-elsie-zhong-agevLQdxwts-unsplash.jpg)